Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Ada 6 Tip Menata Demonstrasi Non Violence di Indonesia

12 April 2022   16:00 Diperbarui: 12 April 2022   20:50 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang 6 tip Menata demonstrasi non violence | Dokumen diambil dari: beritasatu.com

Mungkinkah Indonesia punya manajemen Demonstrasi yang bisa menjadi model untuk negara lain?

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk penghuni Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebesar 10, 56 juta jiwa pada September 2020 berdasarkan hasil Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 Provinsi DKI Jakarta. (Data diakses pada 12/4/2022).

Pertanyaannya berapa jumlah penduduk DKI Jakarta sampai dengan April 2022? Tentu ada kenaikan jumlah penduduk. Hal yang penting dihubungkan dari konteks jumlah penduduk yang begitu banyak ini dengan konteks lain seperti demonstrasi adalah bagaimana cara menata demonstrasi di Jakarta.

Demonstrasi rawan tindakan anarkis

Pengalaman demonstrasi besar di Indonesia umumnya cukup rawan dengan aksi-aksi anarkis, meski tidak semua demo besar itu menyisakan anarkisme. Rujukan aktual kita adalah demo mahasiswa pada 11 April 2022 kemarin diperkirakan 1000 mahasiswa yang hadir.

Dari jumlah itu kenyataanya sudah dilengkapi dengan segala macam persiapan seperti mahasiswa dilengkapi dengan identitas yang jelas dan sudah memproteksi kehadiran penumpang gelap, namun pada kenyataannya selalu saja ada yang menyusup masuk ke dalam kerumunan mahasiswa dengan tujuan untuk tindakan anarkis, sebagaimana dilansir Tempo.com, 11/4/2022.

Tidak hanya itu, ternyata pemerintah dalam hal ini pihak keamanan sudah bekerja keras dengan menurunkan 34  kepolisian daerah di seluruh Indonesia. Sekalipun demikian, ternyata tindakan anarkis tetap saja bisa terjadi.

Kewenangan polisi

Tempo.com bahkan merujuk pada Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang kewenangan polisi untuk memastikan unjuk rasa dilakukan dengan aman tanpa ada bentrokan fisik dan kerusakan infrastruktur.

Sekali lagi rujukan hukum memang perlu diperhatikan, namun situasi yang belum diperhatikan dengan baik adalah bahwa fokus tidak hanya diarahkan pada mahasiswa mestinya, tetapi juga mesti ada personal khusus dari pihak keamanan yang disiapkan secara khusus untuk mengamankan para penyusup.

Demo mahasiswa kemarin memang bisa dikatakan berjalan dengan baik, para mahasiswa membawa aspirasi mereka dengan tertib, cuma masih ada sebagian orang yang tidak dikenal yang mengacaukan suasana dengan provokasi lainnya.

Dari kenyataan ini, barangkali memberikan suatu peringatan kepada kita semua dan secara khusus kepada kepolisian untuk perlu meningkatkan fungsi pendampingan dan pengawasan kepada peserta demonstrasi dan juga untuk peserta yang coba menyusup.

Beberapa hal ini penting diperhatikan lebih jauh lagi dalam urusan demonstrasi di negeri ini:

1. Penertiban kawasan demonstrasi sesuai dengan persetujuan perizinan

Demi keamanan misalnya, kawasan gedung DPR harusnya sebelum mahasiswa tiba di tempat tujuan, dikosongkan atau tidak boleh ada orang lain selain mahasiswa.

Pintu masuk ke lokasi dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan, misalnya CCTV dan scan jari dari peserta demonstrasi. Tentu cara ini bisa meyakinkan, namun membutuhkan banyak waktu.

Pintu masuk yang dijaga ketat oleh kepolisian perlu disiapkan beberapa arah yang dilengkapi dengan fasilitas yang sama. Melalui cara ini sebenarnya hampir bisa dipastikan bahwa semua wajah peserta demo telah direkam.

2. Pengawalan regu demonstrasi sebelum dan sesudah langsung oleh polisi

Demi keamanan barangkali bisa dipikirkan, bagaimana kalau setiap 50-100 orang pendemo dikawal oleh 10 polisi yang berjalan bersama mereka dari awal sampai selesai dan keluar dari area demonstrasi.

Oleh karena jumlah demonstrasi harus sudah bisa dipastikan sebelumnya oleh ketua BEM misalnya. Semua itu dilakukan untuk ketertiban dan keamanan bangsa.

3. Pengosongan area demonstrasi dengan jarak 200 meter bebas dari rakyat biasa

Di area 200 meter dari gedung DPR misalnya harus juga dijaga ketat oleh kepolisian dan mahasiswa yang masuk ke area itu, harus diperiksa identitasnya, foto dan KTP semuanya harus diregistrasi.

Pemisahan antara warga biasa dan mahasiswa bisa dilakukan pada area 200 meter itu dan bukan di area terdekat dengan lokasi demonstrasi.

4. Perlu adanya pembatasan jumlah demonstrasi mahasiswa

Memang pembatasan ini tidak mudah, namun yang paling penting adalah aspirasi yang dibawa ke pihak pemerintah. Aspirasi itu tujuan tertinggi bukan kehadiran. Aspirasi tetap saja merukan suara umum mahasiswa tentunya. 

Oleh karena itu, jika memungkinkan pembawa aspirasi bisa ditentukan berapa jarak mereka dengan tempat demonstrasi yang dihadiri hanya oleh wakil-wakil pembawa aspirasi dan bukan secara umum.

5. Rekaman kamera dron - Quadcopter Mavic Air

Selain sistem sidik jari dan scan foto identitas perlu juga disiapkan dron udara jenis Quadcopter Mavic Air yang merekam semua aktivitas di area demonstrasi dan kerumunan massa di sekitarnya.

Data rekaman itu sangat penting, supaya jika ada hal yang tidak diinginkan terjadi, maka kepolisian sudah punya data yang bisa diperiksa lagi.

6. Keramahan pihak keamanan adalah syarat wajib

Penting sekali bahwa peserta demonstrasi dan aparat kepolisian menjalin hubungan akrab dengan tata krama yang baik. Dalam hal ini, hal yang harus dihindari adalah bahwa setiap orang menghindari upaya provokasi.

Keramahan dan tutur kata perlu dijaga. Sistem rekaman sebenarnya sudah bisa dipastikan ada di mana-mana, dengan tingkat kepastian yang tinggi.

Melalui cara itu, sebenarnya siapa saja yang menabur kebencian, caci maki dan provokasi juga bisa terekam kamera. Sistem CCTV bisa saja dilakukan secara rahasia di area kerumunan para demonstrasi.

Tujuan tertinggi dari alternatif peningkatan sistem keamanan ini berkaitan dengan reputasi bangsa secara umum dan reputasi keamanan negara kita. 

Kedisiplinan bagaimanapun tetap diperlukan dengan rasa tanggung jawab dan kemanusiaan. Aspirasi masyarakat dan mahasiswa harus dihargai dan ditanggap juga secara masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan.

Melihat kenyataan kemarin, rasanya negara kita membutuhkan suatu manajemen demonstrasi. Manajemen demonstrasi yang dimaksudkan adalah konsep dan tata tertib praktis di lapangan yang bisa menata demonstrasi yang dilakukan oleh siapa pun di negeri ini agar bisa berjalan dengan baik tanpa kekerasan (Non violence).

Siapa sih yang ingin agar infrastruktur kita rusak, pihak kepolisian kita harus luka-luka dan tewas, bahkan ada yang disiksa? Saya kira tidak ada orang yang menyukai kekerasan. Nah, mari kita ciptakan demonstrasi yang terhormat dan bermartabat.

Menata demonstrasi non violence

Pada satu sisi demonstrasi kita rawan sekali dengan anarkis, maka saya pikir tema bagaimana menata demonstrasi yang baik tanpa kekerasan itu penting dikaji dan diperdalam lagi sebagai model demonstrasi untuk konteks Indonesia.

Tentu sangat baik bahwa teknologi dunia metaverse perlu diandalkan daripada secara manual fisik. Pada prinsipnya tawaran alternatif ini agar pihak kepolisian berpikir lebih jauh lagi bagaimana supaya demonstrasi di negeri ini tidak terjadinya tindakan anarkis.

Tanggung jawab pengawasan keamanan bukan saja kepada subjek demonstrasi, tetapi kepada semua, sampai pada kepastian bahwa seluruh peserta demo benar-benar kembali ke tempat masing-masing.

Kerja keras kepolisian memang tidak bisa tergantikan dan itulah kebanggaan bangsa kita. Tentu saja kerja keras kepolisian tidak cukup hanya oleh kepolisian, tetapi semestinya rakyat dan mahasiswa itu sendiri perlu terlibat menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Lihat konteks global sebelum protes pada pemerintah

Mahasiswa dan rakyat Indonesia mestinya lebih lebar lagi buka mata melihat keadaan global, kekurangan minyak, bahan pangan, gas dan barang tambang lainnya saat ini hampir menjadi krisis global dan bukan saja Indonesia.

Kesadaran penting adalah bahwa kita perlu sama-sama menjaga bangsa kita dari terpaan krisis global dan bukan memperburuk suasana bangsa kita.

Mengapa tidak percaya, generasi muda anak bangsa ini bisa mengakses informasi global, bagaimana keadaan negara-negara di Eropa saat ini, bagaimana nasib kita kalau terjadi perang dan lain sebagainya.

Kita mesti bersyukur bahwa kita punya kebebasan bersuara, berkreasi dan kita masih punya peluang hidup di tengah perbedaan yang secara umum diakui dunia umumnya baik, rukun dan damai.

Demikian beberapa catatan terkait 6 tip menata demonstrasi tanpa kekerasan di negeri ini. Pada prinsipnya bangsa kita memerlukan manajemen demonstrasi tanpa kekerasan. Salam hormat untuk mahasiswa Indonesia yang mulai menyadari pentingnya keterlibatan mahasiswa sebagai penjaga demokrasi dan keutuhan NKRI.

Salam berbagi, ino, 12.4.2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun