Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar dari Gebrakan Metaverse Jerman untuk Pendidikan di Indonesia

6 April 2022   03:15 Diperbarui: 6 April 2022   20:13 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks lalu lintas yang nyata saat ini dalam kerja sama dengan pabrikan besar Bavaria, BMW dan Audi (bdk. www.rundschau-online.de)

Tidak hanya itu, Mark Zuckerberg menginvestasikan 10 miliar euro di metaverse pada tahun lalu karena dia ingin menjadi orang yang menyediakan platform tempat perusahaan lain mempublikasikan aplikasi mereka. Selain karena ia malu pernah ditertawakan saat ia membeli pelopor kacamata VR Oculus. (bdk. mixed.de)

5. Kuliah metaverse untuk menekan ketertinggalan dalam dunia kemajuan teknologi dan pendidikan

Kuliah metaverse untuk konteks Indonesia memang sudah seharusnya menjadi prioritas saat ini. 

Oleh karena itu, para ahli ilmu komunikasi dan teknologi digital diberikan kesempatan untuk merancang bahan-bahan yang perlu untuk kurikulum kita.

Bila perlu ada juga sih kurikulum metaverse yang memprioritaskan penelitian dan fungsi teknologi digital masa depan yang bisa berfungsi dalam menjawab kebutuhan masyarakat.

Nah, dalam hal ini kita punya tantangan juga, misalnya bagaimana dengan kemajuan digital ini, apakah kita bisa menghemat kertas suara dalam pemilu 2024 nanti?

Kuliah metaverse bagi saya sangat urgen untuk anak bangsa saat ini. Sekurang-kurangnya kita tidak tertinggal jauh dengan orang lain dari negara-negara lain. 

Cuma sangat disayangkan bahwa kemajuan seperti ini tentu saja selalu saja terlambat untuk wilayah-wilayah luar Jakarta. 

Kita sangat mengharapkan kemajuan pendidikan dalam urusan wawasan terkait metaverse itu merata ke seluruh tanah air. Akan tetapi, jika internet saja susah, ya mau bagaimana berbicara tentang metaverse.

Saya berharap dengan kurikulum baru yang memberikan ruang bebas pada minat anak-anak bangsa ini selalu didukung dengan dana yang cukup dan secara merata sampai ke pelosok desa.

Jika pemerataan itu sudah bisa dirasakan oleh semua sekolah dan universitas di seluruh pelosok Indonesia, maka kemajuan pendidikan anak bangsa bisa berjalan seimbang. Metaverse tidak akan lagi menjadi kata asing di tanah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun