Kalau anak-anak tidak mau berpuasa lalu dipukul, saya pikir itu bahkan bisa menodai puasa itu sendiri. Bukankah seperti itu, silahkan mengoreksi pernyataan ini.Â
2. Pastikan bahwa anak-anak tidak dehidrasi (kehilangan cairan tubuh)
Dalam poin ini saya setuju dengan Kompasianerin Listhia Rahman bahwa orang tua tetap punya tanggung jawab menjaga agar tubuh anak-anak mereka terhidrasi dan asupan gizi mereka harus dijamin dengan baik.
Kasian kan kalau ajakan berpuasa pada anak-anak akhir berbuntut pada anak-anak sakit. Oleh karena itu, sekali lagi barangkali perlu diperhatikan lagi bahwa ajakan untuk puasa mesti lahir dari hati yang bebas dan bukan sampai anak-anak dipukul.
Nah, dalam hal ini kemampuan orang tua ditantang untuk bagaimana mengajak anak-anak mereka berpuasa tanpa ada kekerasan "dipukul."
3. Orang tua perlu menentukan batasan waktu yang bijak untuk anak-anak
Sebagaimana dilansir situs POPMAMA, saya pikir itu sangat menarik bahwa  si kecil bisa memulai sahur pada jam sarapan pagi dan buka puasanya pada jam makan siang.
Praktisnya hanya setengah hari. Sebagai langkah awal saya kira baik sekali. Puasa bagi anak-anak tentunya melalui proses latihan yang rutin.
Semua orang tentu tahu kan bahwa hal yang baik itu tidak akan datang dalam waktu singkat dan  sekali dilakukan, melainkan perlu waktu latihan atau belajar (sich bemühen um etwas) atau berjuang terus menerus untuk memperoleh sesuatu.
4. Penentuan menu makanan bagi anak-anak
Orang tua yang punya cita-cita supaya anaknya bisa berpuasa, tentu hendaknya punya kesiapan secara ilmu pengetahuan. Orang perlu tahu menu makanan apa yang cocok untuk anak-anak.