Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Belajar dari Sistem Transportasi Massal Jerman dan Cara Hidup Hemat Energi

1 April 2022   03:45 Diperbarui: 1 April 2022   16:18 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pilihan hidup hemat energi tidak hanya  membuat badan sehat, tetapi juga mendukung bangsa ini agar bebas dari balutan krisis kelangkaan energi.

Prediksi kenaikan bahan bakar kendaraan khususnya pertamax menjadi 16.000 per liter sudah pasti akan menuai polemik. Biasa sih sebenarnya segala sesuatu perubahan terjadi melalui diskusi dan perdebatan.

Pada sisi yang lain mungkin saat transisi ini, kita perlu belajar membuat perhitungan terkait sistem transportasi yang berlaku saat ini, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta.

Pilihan masyarakat sudah pasti akan beralih kepada sistem transportasi massal jika sistem transportasi massal punya beberapa hal ini:

1. Aturan penetapan biaya transportasi massal yang berpihak pada pelajar dan pekerja

Penetapan aturan transportasi massal memang sangat penting. Pada prinsipnya penetapan itu memperhitungkan aspek pelayanan publik demi kelancaran keseluruhan dinamika kota.

Dalam artian, biaya transportasi massal per bulan harus lebih murah diperhitungkan dengan transportasi pribadi. Katakan per bulan untuk mereka yang mau menggunakan transportasi massal, dia harus membeli tiket seharga 500.000 rupiah atau tiap kali mau bepergian baru membelinya dengan harga tertentu.

Penentuan harga transportasi massal itu harus diperhitungkan dengan jarak berapa kilometer. Misalnya untuk orang yang mau bepergian dengan jarak 30 kilometer, maka dia harus membeli tiket  transportasi massal seharga 20.000 untuk pergi saja.

Nah, kalau itu dianggap mahal, maka, orang perlu membeli tiket bulanan 500.000 yang bisa berlaku ke mana saja sesuai wilayah yang ditentukan misalnya untuk lingkaran DKI Jakarta.

Kalau dihitung sebenarnya jumlah 500.000 itu sama dengan sehari 16.000 lebih sedikit atau sehari praktis habiskan satu liter saja. Tapi kamu bisa ke mana saja. 

2. Jalur bebas hambatan bagi transportasi massal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun