Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Belajar dari Sistem Transportasi Massal Jerman dan Cara Hidup Hemat Energi

1 April 2022   03:45 Diperbarui: 1 April 2022   16:18 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya tarik transportasi massal sangat tergantung pula sejauh mana kita punya akses jalur bebas hambatan. Jalur bebas hambatan yang punya jaminan kedisiplinan waktu berangkat dan waktu tiba. 

Kalau belajar dari Jerman, maka setiap fasilitas umum sudah ditentukan kapan berhenti, dan kapan harus berangkat. Bahkan penumpang sendiri bisa melihatnya melalui monitor di setiap terminal transportasi umum.

Hitungan tepat waktu sudah pasti terjamin 90% kecuali keadaan khusus seperti ada kecelakaan di tengah jalan. Pengaturan jalur bebas hambatan itu mengandaikan jalur untuk bus umum dan kendaraan pribadi harus dipisahkan, sehingga tidak menimbulkan kemacetan.

3. Mungkinkah pemberlakuan sistem transportasi massal di Jerman itu diterapkan di Indonesia?

Pemerintah dalam hal ini perlu mengkaji lebih jauh lagi terkait sistem penataan itu, baik aturan transportasi massal, maupun juga penentuan jalur bebas hambatan bagi bus dan kereta dalam kota. 

Memang sungguh tidak mudah, karena sistem pengaturan transportasi itu tidak dirancang dari awal bersamaan dengan pembangunan jalur jalan di tengah kota. 

Akan tetapi, jika pemerintah kita berani melakukan itu, maka akan menjadi sangat bagus. Tentu ada dampak positifnya adalah untuk mengurangi kemacetan, mengurangi penggunaan mobil pribadi, selain bisa juga mengurangi polusi udara dan kecelakaan. 

Seandainya, tidak bisa diaplikasikan, maka peluang baik bagi rancangan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru nanti. Memang sih akan lebih mudah jika sejak awal pembangunan kota sudah dirancang.

Tata kota yang baik mestinya dilengkapi dengan konsep tentang transportasi umum yang disiplin dan praktis menghindari penggunaan kendaraan pribadi. 

Tentu berkaitan juga dengan penentuan jalur untuk pejalan kaki, jalur untuk sepeda, jalur untuk kendaraan pribadi dan bus. 

Jika fasilitas, kedisiplinan dan biaya transportasi umum itu lebih murah dan dapat dipercaya, maka kemungkinan orang akan lebih menggunakan fasilitas transportasi umum. Oleh karenanya mobil pribadi mungkin bisa digunakan untuk urusan keluarga dan untuk perjalanan jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun