1. Siap berbagi dengan yang lain
Dari pendekatan spiritualitas atau cara hidupnya, terlihat jelas sekali bahwa Passiflora foetida menampilkan cara hidup yang siap berbagi kepada orang yang membutuhkan. Passiflora foetida bisa menjadi sarana hiburan dan kesenangan anak-anak.Â
Dunia anak-anak yang suka menikmati buah-buahan dan bermain menjadi peluang tepat ketika menjumpai Passiflora foetida. Kenyataan tentang siap berbagi itu bisa juga ditemukan melalui posisi tempat tumbuhnya di pinggir jalan.Â
Passiflora foetida dalam hal ini tidak menutup dirinya, tetapi justru membiarkan buahnya bisa dinikmati manusia. Mungkinkah spiritualitas berbagi itu dinyatakan dalam konteks krisis minyak goreng saat ini?
Di Flores sebenarnya biasa saja bahwa jika tidak punya minyak goreng, bisa pinjam minyak goreng tetangga. Terdengar risih, tetapi konteks budaya dan ketetanggaan di sana menjadikannya terasa normal.
Barangkali kenyataan ini sedikit menjadi sebuah kritik terhadap kenyataan sebagian orang saat ini yang punya keinginan mau kaya sendiri, lalu membendung minyak goreng di rumah atau gudang pribadi mereka.
Ini cuma catatan pinggir dari sisi relevansi kehidupan Passiflora foetida terhadap situasi Indonesia terkini.Â
Berbagi itu penting, mesti tidak setiap hari harus berbagi kepada orang yang sama. Siapa saja yang belajar dari Passiflora foetida, pasti senang kalau karyanya bisa dinikmati orang lain.
2. Penapis pengaruh buruk dari luar
Spiritualitas yang bisa juga diangkat dari Passiflora foetida adalah terkait fungsi selaput jaring pada kulit buahnya. Selaput itu tidak hanya untuk melindungi dari serangan serangga, semut yang akan merusakan buahnya, tetapi juga untuk memfilter atau menapis segala yang tidak dibutuhkan oleh buahnya.