Setiap perang mengikat sumber daya keuangan yang secara langsung berpengaruh pada sektor energi dan industri. Sebagai contoh, Ukraina masih menutup lebih dari 30 % kebutuhan listriknya dengan batu bara keras.
Bahkan pada tahun 2020 Kyiv sudah menyatakan partisipasi dan keterlibatannya  dalam gagasan "Eropa Hijau." Jerman sendiri sudah menyetujui kemitraan energi dengan Ukraina dan mendanai banyak proyek untuk peningkatan efisiensi energi dan dekarbonisasi ekonomi Ukraina yang bertanggung jawab secara sosial.
Krisis Rusia dan Ukraina saat ini sama dengan berakhirnya upaya untuk mendukung pendekatan dan kerjasama iklim antara Rusia dan Barat.Â
Jadi, sangat jelas bahwa krisis perang berdampak pada perubahan iklim (Klimawandel) di Eropa. Saya percaya Rusia sendiri mungkin lebih siap untuk menangani krisis lingkungan dan iklim negaranya.
Bahkan sanksi apapun sebenarnya tidak berdampak besar pada Rusia. Nah, dalam hal ini jelas terlihat kehebatan Rusia dalam memperhitungkan segala sesuatu ketika perang akan terjadi.
5. Kelangkaan pangan
Satu poin yang juga disebutkan Jokowi terkait krisis global saat ini adalah soal kelangkaan pangan. Ya, bukan saja kekurangan kontainer, tetapi juga kelangkaan pangan.
Peringatan Jokowi terkait ancaman kelangkaan pangan disampaikannyadalam pidato pembukaan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara sebagaimana dilansir dalam Bisnis.com (11/01/2021).
Peringatan itu masih berkaitan dengan konteks covid19 dan belum diperhitungkan dengan konteks krisis Rusia-Ukraina. Tentu saja potensi ancaman krisis pangan menjadi jauh lebih besar lagi.