Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Perang Kata dan Senjata

2 Maret 2022   13:43 Diperbarui: 2 Maret 2022   14:07 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buta merasakan derita

Buta menghapus air mata

Buta menyaksikan seru belas kasihan orang. 

Deru kesedihan tidak lagi terdengar karena deru kendaran tempur terlalu kencang. Deru haru dan ampun tidak lagi enggan ada, karena jari-jari sudah bergetar menekan tombol-tombol canggih mesin pembunuh modern. 

Perang senjata dan kata hanya menuliskan sejarah buram pada wajah bumi dan manusia. 

Bumi sedang sakit ditikam senjata-senjata berat. 

Bumi berlumuran darah dan air mata di sana. 

Bumi meratap karena harus menanggung kematian orang-orang tidak bersalah. 

Bumi dengan polesan wajah susah, sedih, gulana di Ukraina sekarang. 

Kapan perang berakhir sehingga wajah bumi jadi baru penuh canda, tawa dan pelukan akrab? 

Hanya manusia yang bisa menjawab dan menentukan semuanya di bumi ini. Tapi,....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun