Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Survei Capres dan Tensi Politik Menjelang Pilpres 2024

26 Februari 2022   03:28 Diperbarui: 27 Februari 2022   08:00 1872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Warga menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) | (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI via kompas.com)

Pertanyaannya, yakinkah Anda bahwa figur itu bisa dipercaya? Pertanyaan itu tidak bisa dijawab dengan ya atau tidak yakin, tetapi harus dilengkapi dengan rujukan jejak digital sebelumnya sebagai bukti yang membuat Anda percaya. Bukti yang meyakinkan Anda itu tentu bersentuhan dengan kebenaran.

Catatan kritis tentang tensi politik: antara self branding dan sopo siro, sopo ingsung

Tensi politik menjelang Pilpres memang akan menjadi tidak stabil, jika sebagian besar masyarakat Indonesia belum bisa melihat dan menemukan figur yang bisa menjawab 4 pertanyaan di atas. 

Sebaliknya, jika masyarakat Indonesia bisa menggunakan 4 pertanyaan itu sebagai kriteria dalam menilai capres, maka saya yakin tensi elektabilitas bisa saja tidak stabil, tetapi sudah pasti pilihannya pasti tepat sasar.

Tidak boleh dilupakan bahwa masa setelah survei itu adalah masa khusus bagi setiap capres untuk berbenah diri. Nah, terkait hal ini kriteria yang mesti diperhitungkan bukan soal rekam jejak saat ini (ketika ia punya nama sebagai capres), tetapi lihat juga masa lalunya. Dua tahun ke depan bisa saja waktu yang penuh dengan drama untuk membangun brand ke publik. 

Capres itu bukan seorang bayi berusia dua tahun, yang bisa dipercaya jika hari ini dia baik, maka dua tahun ke depan masih bisa dibentuk dan menjadi baik. Usia capres itu juga sangat menentukan bagaimana ia bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman saat ini.

Hanya dua kemungkinan yakni bahwa capres yang tidak punya kredibilitas moral baik, setelah dua tahun nanti, dia akan kembali ke dirinya yang sebenarnya dan bukan yang sekarang terlihat di media sosial sebagai yang baik. Kemungkinan lainnya, jika dari sononya baik, maka bukan hanya dua tahun ini dia menjadi baik, tetapi setelahnya nanti, dia akan menjadi lebih baik lagi.

Hati-hati lho dengan capres yang memang bisa punya potensi mengatakan ini: sopo siro, sopo ingsung atau siapa kamu, siapa saya. Karakter capres yang sopo siro, sopo ingsung bisa saja kalau dia punya kepentingan lain seperti radikalisme. Ya, kemungkinan menjadi pemimpin yang diktator dan otoriter bisa saja ada dari capres hasil survei sekarang ini. 

Demikian empat pertanyaan yang bisa menjadi rujukan survei capres selanjutnya dan juga bisa menjadi kriteria capres pilihan rakyat Indonesia. Pada prinsipnya, capres yang akan unggul dalam pilpres 2024 nanti adalah dia yang brand kepemimpinannya tidak dibangun sekarang, tetapi sudah sebelumnya, yang bisa diakses melalui ruang bebas media sosial. 

Salam berbagi, ino, 26.02.2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun