3. Seperti apa komitmen dan gagasannya selama ini terkait pluralisme di bawah payung Pancasila dan UUD 1945?
Selain komitmen terkait dengan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, ternyata sangat penting juga bahwa capres yang perlu digodok dalam survei selanjutnya adalah capres yang punya konsep dan gagasan tentang pluralisme di Indonesia di bawah payung Pancasila dan UUD 1945.
Pemahaman capres terkait keberagaman di Indonesia mesti terus diperlihatkan ke publik. Nah, hal seperti itu bisa dilihat dalam gagasan-gagasan mereka selama ini. Atau bahkan bisa saja perlu ada wawancara khusus terkait tema tentang kebhinekaan, Pancasila dan UUD 1945.
Saya pikir tema tentang kebhinekaan, Pancasila dan UUD 1945 sangat penting, sehingga ketika capres itu menjadi presiden, ia akan tetap setia dengan pemahaman yang benar tentang dasar negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tentang kebhinekaan bangsa ini.Â
Sebaliknya, bukan tidak mungkin, jika salah memilih, gerakan yang ingin mengganti Pancasila bisa saja mencapai puncak kejayaannya, apalagi jika presidennya punya paham radikal ekstrim.
Saya lebih melihat bahwa seorang capres itu harus seorang yang benar-benar berakar pada kultur dan budaya Indonesia dan bukan berselimutkan kultur Indonesia. Selimut bisa saja suatu saat dibuang dan diganti dengan yang lainnya.
4. Bagaimana rekam jejak digital capres selama ini?
Poin yang tidak kalah menariknya adalah soal jejak digital capres. Setiap capres sudah pasti punya jejak digital. Jejak digital itu adalah gambaran diri dan visi yang tersembunyi untuk bangsa ini.
Ketiga pertanyaan di atas bisa saja menemukan jawabannya melalui jejak digital capres itu sendiri. Menyelami jejak digital bukan berarti tidak percaya bahwa capres itu tidak akan berubah, kalau ditemukan jejak digital capres yang patut dicurigai dan diragukan.
Menjadi pemimpin itu bukan saja soal percaya atau tidak, tetapi soal kebenaran yang dimengerti secara sederhana sebagai kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan kenyataan atau hasilnya.
Kebenaran yang perlu menjadi rujukan masyarakat Indonesia saat ini adalah kebenaran yang bisa dilihat melalui media sosial dan perbandingan-perbandingan dengan media-media lainnya yang bisa diakses tentang seorang capres.