Di Kabupaten Ende, khususnya di Nangapanda, bangunan KUD masih ada sampai sekarang, cuma fungsi sudah berbeda atau bisa dikatakan gema dari KUD sudah tidak terasa seperti dulu lagi.
Saya masih sempat melihat jemuran kopra di halaman muka dan belakang KUD yang begitu banyak. Kopra dari wilayah Nangapanda saja hampir mencapai ratusan ton.
Gambaran ini tidak lain hanya mau mengatakan bahwa tanah Flores sebenarnya punya potensi besar sekali untuk menghasilkan kopra. Ya, termasuk di dalamnya jika masyarakat lebih kreatif, maka tanah Flores bisa menjadi lahan produktif yang menghasilkan minyak goreng.
Meskipun demikian ada pula alasan lain, mengapa orang Flores umumnya dan beberapa suku di sana membutuhkan minyak kelapa sebagai minyak goreng.Â
Minyak kelapa itu sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan kue adat "Filu"
Dalam konteks adat Ende, saya mengalami bahwa minyak kelapa sangat dibutuhkan untuk dipakai sebagai sarana minyak goreng dalam proses pembuatan kue adat filu. Filu adalah salah satu kue adat Flores yang umumnya digoreng dengan menggunakan minyak kelapa.
Aroma dan rasa kue adat filu yang digoreng dengan minyak kelapa terasa lebih renyah dan harum, ketimbang dengan menggunakan minyak lainnya yang dibeli dari pasar modern.
Itulah alasannya mengapa masyarakat Ende khususnya tetap menggunakan minyak kelapa sebagai bahan makanan dan juga sebagai bahan dasar penting dalam urusan adat mereka.Â
Pohon kelapa adalah simbol dari keramahan lingkungan dan persaudaraan
Beberapa daerah pantai di Flores umumnya ditanam pohon kelapa. Oleh karena itu, tidak heran pantai yang tumbuh pohon kelapa terlihat lebih hijau dan indah.