1. Kecemasan dan provokasi media online
Investasi bodong memang selalu memikat otak dan pikiran manusia. Apalagi bagi orang yang selalu bermimpi tentang hidup yang berubah menjadi seorang kaya yang bisa pergi ke mana saja. Fantasi manusia di zaman berkembangnya teknologi ini rupanya perlu dikendalikan dengan hidup yang realistis.
Hidup yang realistis yang saya maksudkan adalah konsep tentang hidup yang berpijak pada pengalaman banyak orang kaya dan berhasil lainnya. Cerita orang-orang sukses tidak pernah mulus atau tidak pernah tanpa kejatuhan dan kegagalan.Â
Pengalaman kerja keras, jatuh dan bangun itu perlu menjadi rujukan untuk mengerti bahwa hanya untuk sedikit orang saja yang benar-benar cuma dengan klik lalu uangnya bisa masuk ke rekening bank. Bisa saja proses dan cara kerja seperti itu belum tentu benar-benar baik.
Saya yakin bahwa semakin seseorang menikmati investasi bodong, semakin besar pula kecemasan batin yang dimilikinya. Ya, jangan lupa nama aslinya krypto.
Kita berhubungan bisnis dengan orang yang tidak kita kenal dan rupanya juga tidak punya ikatan batin. Semakin kita menyalurkan dana yang besar, mereka semakin memberi semangat kepada kita, demikian juga kita akan semakin bersemangat mengajak teman-teman kita, nah tanpa kita sadari dalam perjalanan waktu, programnya macet dan semua terhapus.
Ya, kecemasan manusia dalam konteks investasi bodong itu sangat tinggi. Bagaimana tidak, uang yang diinvestasikan itu ternyata uang pinjaman di bank, bagaimana pengembalian bunganya. Cerita seperti itu sudah pernah terjadi di Flores. Korban paling banyak adalah para pegawai karena mereka punya uang dan mau lebih kaya lagi.
Coba bayangkan dalam satu rumah bisa beberapa nomor, ayah, ibu dan anak, saudara dan saudari masuk semua. Semua itu hanya karena benar-benar nyata beberapa uang yang diinvestasikan 3.000.000, dalam seminggu sudah bisa dikembalikan.
Kemudian pada minggu berikut dia sudah meraih keuntungan. Ketika meraih keuntungan itu, berita begitu heboh dan semua orang ramai-ramai masuk sampai antrian peminjaman di bank BRI. Sebulan kemudian, data-data yang bisa diakses online hilang lenyap tidak punya jejak.
2. Jaminan keamanan yang sulit dipercaya
Beberapa hari lalu seorang teman saya menulis pada dinding facebooknya dengan nada kasar. Saya akhirnya mengirim pesan pribadi kepadanya dan bertanya apa yang terjadi. Nah, ternyata, model investasi itu sudah menjelma dalam wajah asuransi juga.Â