Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 5 Alasan Pegawai Swasta Mengenakan Pakaian Seragam

4 Februari 2022   04:12 Diperbarui: 9 Februari 2022   05:05 703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang ada 5 alasan pekerja mengenakan pakaian seragam dan catatan kritis terkait seragam adat |Dokumen diambil dari: id.theasianparent.com

5. Reputasi bangsa

Seragam pakaian kerja (uniform) tetap saja punya sisi positif yang menarik sejauh tujuan utamanya adalah agar identitas pelayan publik menjadi lebih jelas. Kejelasan identitas pelayan publik itu berdampak pada kesan dan pengalaman orang lain, seperti para turis dan orang dari negara lain.

Meskipun demikian, dampak lain bisa saja terjadi, jika saja identitas pakaian itu begitu jelas, namun tidak didukung dengan kualitas diri yang menyertainya, maka kesan dan pengalaman buruk itupun akan melekat dalam pikiran orang lain yang mengalaminya; ya, bahkan bisa saja menimbulkan asosiasi antara warna dengan kualitas pelayanan tertentu.

Paling penting bahwa warna apapun yang dikenakan pelayan publik itu hendaknya disertai dengan sikap respek yang cukup sesuai standar umum dalam komunikasi dan hal-hal lainnya. Apa yang dilakukan dengan baik oleh seorang dengan seragam yang dikenal umum di negeri ini akan menjadi ukuran tentang reputasi bangsa ini.

Catatan kritis:  

1. Dilema antara seragam dan kejujuran

Tema tentang pekerja yang mengenakan seragam dalam konteks bangsa Indonesia memang sangat relevan dan penting. Tentu dengan banyak alasan selain yang sudah saya jelaskan di atas. Alasan lain yang mungkin perlu diselidiki lagi adalah soal tanggung jawab dan kejujuran pekerja itu sendiri.

Apa yang akan terjadi kalau pekerja tanpa punya seragam atau juga pegawai negeri tidak punya pakaian seragam. Bagaimana dengan fenomena bolos dari tempat kerja? Fenomena itu rupanya masih menjadi alasan mengapa kita masih membutuhkan identitas tertentu untuk menopang niat bangsa ini.

Ya, kita bisa mengatakan seragam itu sebagai instrumen yang membantu seseorang bersikap jujur dan bertanggung jawab. Tentu berbanding terbalik dengan kultur bangsa lain yang betul dilandasi dengan rasa tanggung jawab dan kejujuran, mereka tidak lagi membutuhkan seragam sipil selain untuk kalangan keamanan negara, kota dan pihak keamanan lalu lintas dan parkiran.

Pegawai kantor di Jerman  yang bekerja di bagian Imigrasi misalnya tidak pernah ada seragam; ya, ada cuma pegawainya bahkan mengenakan jeans, baju kaos namun tetap rapi dan bersih. Bagi mereka rupanya tata krama dan tutur kata, kedisiplinan dan kejujuran serta tanggung jawab dalam tugas itu nilai yang tertinggi daripada sekedar sebuah seragam yang mempertegas uniformitas.

Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa kenyataan di Jerman itu sebagai yang  jauh lebih baik, tetapi bahwa ada kenyataan orang lain yang berbeda dengan kenyataan di Indonesia yang disertai dengan pertimbangan tertentu. Kesulitan bagi orang di Jerman untuk mengenakan seragam adalah pada musim dingin, gimana bisa ya, semua jaket bisa punya warna yang sama? Kan jadi aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun