Relawan kemanusiaan sejati itu perlu punya tujuan, Abstinence, seni, dan sikap dasar yang dilandasi oleh solidaritas persaudaraan.
Tema menjadi relawan tentu tema yang menarik untuk dibahas kapan saja, lebih-lebih kalau dalam konteks tertentu seperti relawan bencana alam. Menjadi relawan tentu punya motivasi yang rela dalam melakukan sesuatu yang punya dampak bagi orang lain.Â
Meskipun demikian, gagasan tentang menjadi relawan itu terkadang sulit dilakukan pada saat ini oleh karena pertimbangan-pertimbangan individu yang terlalu kuat. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, saya ingin menyoroti beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan sebelum menjadi relawan kemanusiaan.
Beberapa aspek itu antara lain:
1. Tujuan relawan
Siapa saja tentu punya kebebasan untuk menjadi relawan. Namanya relawan tentu sesuatu yang dilakukan itu dari kerelaannya dan keikhlasan hati. Sekalipun itu, senang menjadi relawan, orang perlu tetap dengan bijak mempertimbangkan aspek-aspek penting terkait menjadi relawan atau volunteer.
Hal pertama yang harus diketahui sebelum benar-benar memberikan diri untuk menjadi relawan itu adalah orang harus tahu dengan pasti apa tujuan menjadi relawan. Mengapa point tentang tujuan menjadi relawan itu penting?
a. Melalui tujuan orang bisa menghitung konsekuensinya
Dari tujuan itu orang akan tahu seberapa besar konsekuensi dan seberapa besar persiapan yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Saya ingat hal praktis yang bisa menjadi rujukan tulisan ini dari tempat kerja saya.
Pada Sabtu 29 Januari 2022 lalu saya bertemu dengan seorang relawan di sebuah ruangan orang sakit. Ia terlihat begitu sibuk menyiapkan makanan untuk orang sakit di lantai satu. Oleh karena wajah baru, maka saya mulai berkenalan dengannya pada saat itu. Dia mengatakan dengan terus terang dia tidak bekerja di rumah jompo itu, tetapi jika diperlukan bantuannya, maka ia selalu siap untuk datang membantu.