Masih relevankah ungkapan benci produk luar negeri? Dunia metaverse ini sudah tidak punya dinding lagi. Artinya siapa saja dan kapan saja bisa berkenalan dengan produk-produk luar negeri.Â
Oleh karena itu, terasa begitu mustahil kalau gema benci produk luar negeri masih dikidungkan saat ini. Konsep yang mungkin jauh lebih positif adalah bahwa pentingnya kesadaran membangun kolaborasi global (global collaboration) bukan saja soal kesamaan secara geografis, tetapi lebih dalam kaitannya dengan kolaborasi dalam berbagi informasi dan komunikasi terkait tema-tema bersama, misalnya terkait tema seperti penolakan nuklir dan tema pemanasan global (Global warming).
5. Budaya Nusantara itu ramah bukan benci
Ungkapan "benci produk luar negeri tanpa disadari sebenarnya sangat bertentangan dengan budaya bangsa kita. Budaya Nusantara itu beranekaragam. Oleh karena itu, kata "benci" tampak tidak elok sebagai cerminan dari anak Nusantara yang punya wawasan global yang terbuka pada yang lain.
Gugusan pulau-pulau yang didiami anak bangsa ini selalu membawa sesuatu yang khas dan unik yang selalu juga diterima. Penerimaan terhadap yang lain, mungkin bisa menjadi poin yang penting yang perlu lebih kedengaran gemanya daripada benci tentunya.
Penerimaan atas yang lain, yang berbeda itu memang tidak mudah, tetapi itu sangat penting dipelajari anak-anak Nusantara ini. Budaya bangsa kita punya warisan keramahtamahan (Gastfreundschaft) yang luar biasa, tidak hanya datang dari ajaran agama-agama, tetapi juga dari warisan budaya dan adat istiadat.Â
Dalam konteks produk pasar global, sebenarnya sikap anak bangsa ini bukan benci, tetapi ramah dan kritis. Ya, jauh lebih cerdas dan terhormat misalnya orang menolak sesuatu tetapi dengan kata-kata yang santun. Atau bisa saja, orang menolak atau mengabaikan sesuatu dengan tidak menekan tombol like.Â
Demikian beberapa poin catatan kritis terkait alasan mengapa ungkapan "benci produk luar negeri" perlu dikritisi lebih jauh lagi. Ungkapan benci produk luar negeri lebih sebagai suatu motivasi yang membangkitkan gairan anak bangsa untuk menaikan bendera kemenangan dalam kreativitas, inovasi, kualitas, kredibilitas agar mampu bersaing di pasar global dengan pola metaverse yang transparan dan tanpa dinding pembatas.Â
Menjadi zuverlässig hari ini sama halnya dengan memperpanjang masa depan usaha anak bangsa di bumi nusantara ini.Â
Salam berbagi, ino, 23.01.2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H