Dari kenyataan itu muncul suatu pergulatan dalam diri saya antara apakah saat ini saya harus membeli app NFT atau tidak. Pada saat itu ada desakan dari dalam diri seperti ini: "Belilah, gimana bisa kaya kalau kamu nggak membeli dan berani mengambil langkah pertama!"
Desakan dari dalam diri seperti ini terasa sekali bukan bisikan halus lagi, tetapi beberapa hari lebih sebagai suatu gerah yang membara di dalam hati dan pikiran.Â
Gerah yang menstimulasi pikiran dan keinginan untuk menjadi seperti Ghozali tentu bukan hanya saya, tetapi bisa jadi menyeret begitu banyak anak-anak Indonesia saat ini, secara khusus setiap orang yang membaca tulisan terkait NFT dan Ghozali.
Ketika saya melihat harga app yang berkaitan dengan NFT itu saya langsung mengurung niat. Sejenak diam lalu perlahan-lahan membangun dialog dengan diri sendiri.
Beberapa pertanyaan saat terdiam itu muncul: Apa yang kamu tahu tentang NFT? App yang mana yang mesti kamu beli dan yang tidak perlu kamu beli? Foto pribadi jenis apa saja yang punya daya jual?
Dari pertanyaan-pertanyaan itu, saya akhirnya memilih untuk menulis pergulatan batin saya itu lebih dahulu sebelum masuk ke dalam lingkaran bisnis seniman NFT.Â
Mengapa lebih dahulu menganalisis dan menulis sebelum ikut sebagai pelaku bisnis NFT?
Ada beberapa alasan berikut ini:
1. Bisnis seniman anak Indonesia itu baik, namun perlu dengan nalar waras
Bisnis apa pun perlu disertai dengan nalar waras atau nalar harus jalan. Bagi sebagian orang yang benar-benar mengerti konsep dan sistem NFT, saya kira silahkan saja merebut peluang itu.