Unsur something else atau etwas anderes itu terlihat melalui rasa tidak nyaman setiap kali menempati satu tempat duduk baru atau tempat duduk yang pernah ditempati orang lain.Â
3. Trauma masa pandemi covid-19 dan trauma PTM yang tidak dinyatakan
Trauma dan pandemi sudah menjadi dua tema yang terhubung begitu erat saat ini. Dalam momen apa saja di mana dua atau tiga orang berdiri dan kesempatan untuk berbicara, maka tema yang paling ngetop itu adalah informasi terbaru terkait covid19, apalagi saat ini omicron selalu menjadi trending topik.
Keseringan orang berbicara tentang tema yang sama yang pada satu sisinya mendatangkan ketakutan (fobia covid-19) dan ketidakpastian, bisa saja merupakan ungkapan yang berkaitan dengan trauma.
Trauma yang saya maksudkan dalam konteks ini adalah reaksi emosional yang muncul atas situasi pandemi ini. Tentu pada masing-masing orang punya traumanya sendiri.Â
Ada yang traumanya akut karena covid-19 telah menjadikannya kehilangan anggota keluarga atau teman dekat, atau juga bahkan kehilangan pekerjaan. Bisa juga trauma yang dialami bersifat kronis, karena pernah terkena covid19 berulang-ulang kali.
Tidak jarang, saya amati dalam konteks PTM di universitas, rupanya punya trauma sejenis trauma sekunder karena seseorang sering melakukan kontak dengan orang yang mengalami trauma akut dan trauma sekunder.
Tiga bulan masa PTM di Jerman memberikan kesan kuat bahwa trauma telah menjadi tema yang punya arti penting di masa pandemi ini. PTM adalah langkah berani kebijakan pemerintah yang tanpa disadari sebenarnya menaklukkan trauma yang dimiliki sebagian mahasiswa.
Seberapa penting tema trauma saat ini tentu berkaitan dengan orang-orang tertentu, atau mahasiswa tertentu yang secara langsung pernah mengalami betapa pahitnya covid-19 dan segala variannya bagi riwayat studi dan kesehatan.
Pada saat ingin cepat selesai studi, nah ternyata dosen atau profesor malah terkena covid. Kuliah, seminar dan kursus-kursus yang direncana akhirnya bergeser dan tertunda. Perubahan-perubahan yang tidak teratur itu sangat mengganggu psikis seseorang.
Saya masih ingat tentang seorang mahasiswa Indonesia yang memilih mengurung dirinya karena takut terkena covid dan juga membatasi kontak dengan teman-temannya selama dua tahun lebih. Ia hanya sering berkomunikasi dengan orangtuanya di Jakarta.