Jarak waktu saya dan resolusi ternyata juga penting. Situasi dan keadaan yang terus berubah dari waktu ke waktu, menjadikan saya tidak bisa hidup dengan konsep kaku seakan-seakan semuanya tidak berubah lagi. Justru sebaliknya, resolusi di awal hari membuka pintu yang sangat lebar bagi saya sendiri untuk melakukannya.
Tentu itu hanya merupakan pengalaman dan keyakinan pribadi yang bisa saja berbeda dari pengalaman kebanyakan orang lainnya. Tidak jarang bahwa resolusi besar dan kecil itu gagal total hanya karena hal sepele seperti lupa.
Lupa atau melupakan resolusi itu terjadi karena jarak yang terlalu jauh dari waktu resolusi itu dibuat.Â
Sebenarnya, manusia itu tidak sanggup menutup dan menghalau pikiran untuk hanya fokus pada satu hal saja, belum lagi imajinasi dan fantasi dalam pikirannya.
4. Resolusi bisa berubah karena terlalu tinggi cita-cita dan terlalu lama eksekusinya
Resolusi bisa saja berubah karena dalam kenyataan hidup ini selalu saja ada hal-hal yang melampaui kemampuan dan keinginan manusia. Pada saat seperti itu, orang mulai mengenal apa artinya terlalu idealis atau terlalu tinggi dan terlalu lama.Â
Saya tidak pernah menduga bahwa suatu waktu saya berada pada suatu tempat di mana jaringan sinyalnya begitu lemah.Â
Pada saat itu, saya akhirnya menerima kenyataan bahwa saya tidak mungkin bisa menulis setiap hari lagi.Â
Resolusi saya berubah, saya tetap menulis tanpa langsung mempostingnya karena keterbatasan kualitas jaringan internet.
Sebulan kemudian, saat saya membaca gagasan-gagasan yang pernah saya tulis, terasa tidak menarik dan tidak bisa lagi mengembangkan ide baru untuk menyelesaikan tulisan. Ya, itu terjadi karena alasan sederhana terlalu lama mengeksekusi gagasan.
5. Resolusi mengikuti konteks