Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Daripada Kesepian dalam Perjalanan, Mendingan Menulis tentang Perjalanan

20 Desember 2021   05:15 Diperbarui: 29 Desember 2021   01:31 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menulis catatan saat dalam perjalanan. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Karena itu, bagi orang yang belum merasakan Booster, sebetulnya tidak perlu takut dan cemas. Reaksi fisik kita berbeda-beda. Perlu diingat bahwa reaksi aneh pada tubuh itu cuma berlangsung sampai batas maksimal 3 hari. 

Cerita dari beberapa Oma yang berusia 85 mengatakan seperti itu. Ia sungguh merasakan tidak enak badan sampai tiga hari. Setelahnya keadaan itu pulih dengan sendirinya. Oleh karena itu, apapun reaksinya nanti, saya sudah siap menghadapinya tanpa perlu percaya rumor sana sini. 

Perjalanan sepi setelah menerima Booster tidak terasa karena kesibukan menulis. Ya, idenya sederhana saja menulis tentang peristiwa hari ini. Saya menulis kisah-kisah kecil selama di dalam kereta saat perjalanan dari Frankfurt ke Mainz.

Mengatasi kesepian dalam perjalanan sendiri itu sangat penting. Hal ini karena jika tanpa ada kemampuan untuk mengatasi kesepian, maka dampak lainnya bisa membias seperti marah-marah, kesal dengan orang lain yang ribut di dalam kereta, dan lain sebagainya.

Bisa juga kesal dengan pemeriksaan yang berulang-ulang, lalu bisa saja merasakan perjalanan itu begitu lama dan jauh. Nah, mengisi kesendirian dan kesepian dalam perjalanan dengan menulis memang merupakan cara efektif.

Saya merasakan bahwa aktivitas menulis dalam perjalanan itu bagaikan ditemani seorang teman diskusi. Dialog dan komunikasi dengan diri sendiri terjadi saat menulis. Tanpa terasa tujuan sudah di depan mata.

Beberapa kali saya pernah mengalami salah tujuan stasiun, gara-gara terlalu asik menulis, kemudian setelah melihat monitor ternyata keretaku sudah melewati terminal tujuan.

Jadi, menulis itu bisa membuat orang terlena dalam kesendirian bersama ide-ide.

Perjumpaan dengan seorang yang tidak punya tiket dan etiket dalam perjalanan 

Daripada kesepian dalam perjalanan, mendingan menulis tentang perjalanan | Dokumen diambil dari: utopia.de
Daripada kesepian dalam perjalanan, mendingan menulis tentang perjalanan | Dokumen diambil dari: utopia.de

Belum terlalu jauh perjalanan dari Frankfurt, datanglah seorang pria yang masih muda. Ia rupanya bukan orang asli. Dengan terburu-buru, ia bertanya kepada beberapa orang, "kamu punya tiket?"

Ia berbicara begitu cepat dan sangat tidak jelas. Saya akhirnya bertanya kepadanya beberapa kali sampai saya mengerti apa maksudnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun