Petunjuk-petunjuk praktis itu selalu berguna agar tujuan itu tercapai dengan baik. Peduli pada petunjuk praktis adalah juga bagian dari bukti cinta kasih pada persaudaraan universal.
Seminggu lagi Natal sebagai perayaan iman kelahiran Imanuel bagi orang Kristen akan sampai pada puncaknya. Perayaan Natal tahun ini tentu berbeda dari tahun sebelumnya.Â
Tahun lalu saat wabah pandemi begitu dahsyat mengguncang dunia, semua sepakat bahwa Natal umumnya dirayakan secara online, bahkan di beberapa daerah dibatalkan perayaan secara offline.
Perayaan Natal tahun ini berhadapan dengan beberapa kenyataan, ya di satu sisi di Eropa misalnya sebagian besar sudah divaksin sampai pada vaksin ketiga atau booster, namun di sisi yang lain berhadapan dengan kenyataan bahaya dari varian terbaru Omicron.
Nah, bagaimana dengan perayaan Natal tahun ini? Kebijakan perayaan Natal terlihat berbeda-beda, bahkan di beberapa daerah di Jerman misalnya sudah ditetapkan tidak ada perayaan Natal secara langsung (Praesen Weihnachtsfeier stattfinden nicht).
Sementara itu di beberapa daerah lainnya, dibuka kemungkinan perayaan secara offline (Weihnachtsfeier stattfinden) namun dengan beberapa tuntutan yang sedikit tidak biasanya.Â
Ya, mau bilang apa lagi, demi keamanan dan keselamatan bersama, maka seperangkat aturan mesti ditegakan untuk semua.
Meskipun terlihat sebagian orang punya tekad dan kemauan untuk memenuhi sejumlah aturan dan persyaratan, tetap saja ada hal-hal lain yang mesti tetap diperhitungkan agar perayaan Natal betul menjadi perayaan sukacita.
Oleh karena itu ada lima cara menyongsong Natal di tengah varian Omicron tahun 2021 ini:
1. Pastikan diri bahwa sudah divaksinÂ
Cara sederhana menyongsong Natal di tengah varian baru covid19 Omicron ini adalah memastikan diri  sebagai orang sehat dengan stamina yang dijamin aman.Â
Untuk memperoleh kepastian seperti itu tentu paling baik kalau minimal dua kali divaksin dan maksimal atau paling aman vaksin ketiga.Â
Karena itu, bagi yang belum memperoleh janji (Termin) untuk divaksin silahkan dan segera menanyakan pada para dokter terdekat atau dokter pribadi (Hausarzt) masing-masing.
Bagi yang sudah divaksin dua kali segera pula melihat dan menghitung sudah berapa lama setelah vaksin kedua. Pada prinsipnya jeda waktu 5 bulan sudah bisa diperkenankan menerima Booster atau sejenis vaksin ketiga.
Ada banyak sekali layanan informasi terkait di mana pelayanan untuk Booster, jadi orang hanya perlu mencarinya lewat google, maka sejumlah informasi akan ditemukan di sana.Â
Jika tenggang waktu belum sampai lima bulan dari vaksin kedua, maka perlu segera konsultasikan dengan dokter pribadi, terkait kemungkinan-kemungkinan lainnya.
2. Carilah informasi terkait tata aturan di gereja tujuan masing-masing
Ada beberapa kemungkinan tawaran yang ada di setiap gereja tempat akan dirayakan perayaan Natal nanti. Karena itu, silahkan hubungi para pegawai yang bekerja di paroki atau mengunjungi alamat website mereka untuk mengetahui semua informasi aktual terkait Natal.
Kemungkinan-kemungkinan seperti itu selalu saja ada: Bagaimana cara pendaftaran untuk mengikuti misa offline. Tentu ada model pendaftaran online, dan juga ada model pendaftaran langsung yang disertai petunjuk identitas resmi.
Perhatikan aturan yang satu ini. Apakah gereja itu menuntut 2G atau divaksin dan test aktual pada hari itu atau cuma test aktual hari itu tanpa divaksin?
Umumnya untuk menghadapi kemungkinan bahaya varian Omicron dipakai prinsip 2G yang disertai dengan menunjukkan kartu identitas pribadi sebelum memasuki gereja.
Jadi jangan terkejut dan merasa dilecehkan kalau Anda akan ditanya di depan gereja, mana kartu identitas Anda dan bukti 2G. Hal seperti itu semestinya perlu diterima tanpa perlu ada kecurigaan apapun.
Kontrol dan pemeriksaan itu sama sekali hanya untuk tujuan keamanan bersama di dalam gereja dan bukan untuk bentuk pembatasan lainnya.
3. Mengenakan masker selama di dalam gereja
Bagi beberapa orang yang punya alasan medis khusus bisa saja tanpa mengenakan masker, namun selain daripada itu paling dianjurkan , bahkan wajib mengenakan masker termasuk saat duduk di tempat duduk masing-masing.
Oleh karena prinsipnya untuk keamanan diri sendiri dan juga orang lain, maka paling aman adalah mengenakan masker FP2, meskipun masker itu sangat tidak nyaman saat bernafas.
Kemudian, perhatikan juga bahwa masker yang dipakai adalah masker yang baru dan bukan sudah beberapa hari atau minggu lamanya. Sekali lagi semua ini untuk keamanan dan kesehatan diri sendiri dan orang lain.
4. Salaman Natal seperti berjabatan tangan di dalam gereja tidak dianjurkan
Cara bersalaman memang perlu diperhatikan juga supaya orang tidak salah kaprah dengan alasan-alasan yang melemahkan keamanan: "ini kan Natal, jadi sudahlah kita bisa bersalaman secara langsung saja." Hal ini tidak diperkenankan.
Karena itu, paling baik dan aman kalau orang belajar lagi menuliskan kartu Natal sebagai ungkapan selamat Natal. Ini cuma tawaran, siapa saja bisa dengan caranya sendiri, entah lewat email atau whatsapp dan melalui media sosial lainnya.
5. Mengisi waktu sebelum Natal ini dengan permenungan bertemakan: Cinta kasih menggerakan persaudaraan
Tema Natal 2021 yang diumumkan secara resmi oleh KWI Â bisa menjadi suatu spirit bagi orang Kristen menyongsong Natal di tengah pandemi ini. Spirit cinta kasih bisa menjadi landasan dalam hidup di tengah pandemi ini dan secara khusus menyongsong Natal tahun ini.
Dari dasar cinta kasih itulah, orang Kristen belajar mengikuti tata aturan terkait situasi terkini. Tanpa ketaatan dengan rasa cinta, maka hal itu bisa berpotensi merusakan persaudaraan.
Oleh karena itu, orang Kristen perlu menyatakan pesan Natal tahun 2021 ini secara konkret dengan mematuhi protokol kesehatan di mana saja dan menjaga kesehatan sesama di sekitarnya. Kepatuhan Anda adalah bukti cinta kasih paling nyata untuk saudara-saudara yang lainnya.
Catatan akhir: singkirkan prasangka, belajar melihat dengan perspektif cinta
Kelima cara ini berdasarkan prinsip-prinsip umum yang berlaku untuk perayaan Natal di tengah pandemi ketika meningkatnya kasus varian Omicron di Eropa khususnya. Tidak lupa pula disertakan juga satu pendasaran untuk menghayati Natal di tengah situasi krisis ini dengan spirit tema Natal tahun 2021: cinta kasih menggerakan persaudaraan.
Lebih dari sebuah tema, orang Kristen diharapkan untuk menyatakan cinta kasih itu dengan cara-cara praktis seperti taat pada protokol kesehatan, taat pada tata aturan bagaimana Natal itu dirayakan dengan cara-cara baru yang sangat mungkin sedikit berbeda dari biasanya.
Ya, kemungkinan untuk ikut menyanyi sangat dibatasi, bahkan tidak dimungkinkan untuk pindah tempat, membuka masker kecuali pada saat menerima komuni.
Situasi khusus ini bisa sangat mungkin menyeret perasaan hingga pada prasangka seakan-akan kebebasan kita dirampas. Katakan tidak pada prangsangka seperti itu. Aturan protokol kesehatan dan petunjuk-petunjuk lainnya yang terkait dengan perayaan Natal tahun ini semuanya untuk menjunjung tinggi kesehatan dan keamanan bersama atau semua orang.
Demikian beberapa cara praktis untuk menyongsong Natal 2021 secara aman di tengah pandemi di penghujung tahun ini. Jika cinta kasih itu benar-benar menjadi landasan hidup, maka apapun yang baik untuk kehidupan dan keamanan banyak orang, akan tetap diutamakan tanpa banyak protes dan omelan.
Salam berbagi, ino, 19.12.2021.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI