Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dialog Imajiner Bersama Jordi, Penderita HIV/AIDS

11 Desember 2021   05:09 Diperbarui: 11 Desember 2021   05:20 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog imajiner bersama Jordi, penderita HIV/AIDS | Dokumen diambil dari: krebsinformationsdienst.de

Maklumlah pada tahun itu belum banyak orang pakai HP di Flores. Artinya, konsep apa saja yang mereka dengar tentang HIV/AIDS selalu itu yang dipercaya. Padahal HIV/AIDS tidak hanya melalui hubungan seksual, tetapi juga melalui hal-hal lainnya.

Isolasi sosial itu bisa dengan tujuan untuk menghindari tekanan psikis pada pasien dan kaum keluarganya, ya sedikit untuk meredam omongan yang bukan-bukan dari masyarakat sekitar.

2. Warna kulit berubah jadi bersisik, hitam dan gatal-gatal

Saat melihat keadaan Jordi saat itu, saya merasakan bagaimana hebat penderitaannya. Malam hari ia susah tidur. Siang hari ia harus menggaruk-garukan badannya.

Kulit tubuhnya jadi kering dan bersisik. Bahkan tiada hari tanpa ada rasa yang aneh seperti ada penyakit baru lagi. HIV/AIDS memang paling berbahaya menyerang sistem imun tubuh, sehingga pasien HIV/AIDS sangat rentan pada semua penyakit.

Itulah kenyataan yang sungguh menyedihkan dari Jordi. Sudah disembunyikan, lalu menderita setiap harinya. Berat badan terus menurun, kondisi tulang-tulang jadi keropos, bahkan rambut pun rontok.

Nafsu makan sama sekali tidak ada, terasa lemas, malas dan ya tidak berdaya dan tidak bergairah. HIV/AIDS memang benar-benar sadis, tak peduli apa yang diharapkan seseorang tentang hidup.

HIV/AIDS sudah pasti memotong hidup setiap orang tanpa kompromi, tanpa ampun dan maaf sedikitpun. Ya, setan yang menakutkan karena sangat mematikan.

3. Tubuh menjadi sarana eksperimen aneka macam obat

Semua orang sudah tahu bahwa HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obatnya. Meskipun demikian, sebagian besar orang yang terkena HIV/AIDS tidak mau menyerah. 

Berjuang untuk hidup itu yang dilakukan oleh orangtua dan semua keluarga Jordi saat itu. Keluarga membeli obat-obatan, ramuan dan aneka saran dari siapa saja diterima dan dicoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun