Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pilar-pilar Kenangan

9 Desember 2021   02:54 Diperbarui: 9 Desember 2021   02:59 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan hati sang penerima sejarah 

Sejarah tidak perlu dikoreksi dengan renovasi besar-besaran.

Biarlah yang tercabik tetap tercabik

Generasi sekarang mesti bertanya mengapa wajah-wajah bangunan tua itu dibiarkan begitu saja?

Itulah namanya pilar kenangan. Dibiarkan agar seribu mata melihatnya dan bertanya-tanya.

Biarkanlah itu jadi pelajaran terbuka bagi generasi muda bahwa perang bukanlah jalan terbaik untuk manusia.

Pilar-pilar kenangan perang dunia kedua di kota tua.

Pilar permohonan dan doa tiada akhir tentang betapa "DAMAI" itu mesti punya tempat dalam hati kita masing-masing. Pilar damai yang tidak menyisakan cabikan dan tangisan.

Pilar damai kapan  kau kembali ke dalam hati manusia saat ini?

Aku tidak ingin pilar damai cuma sebatas kenangan, tapi pilar kenyataan dunia saat ini.

Aku ingin pilar damai ditanam dari para napi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun