Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pilar-pilar Kenangan

9 Desember 2021   02:54 Diperbarui: 9 Desember 2021   02:59 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilar-pilar kenangan | Dokumen pribadi oleh Ino

Pilar-pilar kenangan berdiri tegar di tengah kota. Pilar kenangan tentang suatu masa penuh duka pada tahun 1942.

Pilar kenangan tentang deru pesawat pembom terbang dengan wajah seram di atas kota.

Pilar kenangan tentang saat hidup tiada maaf, tanpa kompromi kepentingan.

Dari pilar kenangan terlihat cabik-cabik reruntuhan, yang tersisa sejak dulu, kini dibiarkan biar tetap dikenang generasi-generasi sekarang.

Dari pilar kenangan terlihat celah-celah cahaya yang menembus pintu dan jendela tua, membias keluar.

Bias cahaya yang merayu simpati pejalan kaki suatu malam.

Bias cahaya dari ruang percikan kenangan dan sejarah tentang masa-masa silam yang suram dan buram.

Pilar kenangan bersanding dengan cahaya percikan sejarah berpadu dengan dandanan malam.

Keindahan yang tampak sekarang, mesti dulunya pahit dan penuh debu rongsokan perang. Keindahan karena masih ada orang yang mau merawat kenangan.

Pilar kenangan yang dibangun tidak sempurna.

Ungkapan hati sang penerima sejarah 

Sejarah tidak perlu dikoreksi dengan renovasi besar-besaran.

Biarlah yang tercabik tetap tercabik

Generasi sekarang mesti bertanya mengapa wajah-wajah bangunan tua itu dibiarkan begitu saja?

Itulah namanya pilar kenangan. Dibiarkan agar seribu mata melihatnya dan bertanya-tanya.

Biarkanlah itu jadi pelajaran terbuka bagi generasi muda bahwa perang bukanlah jalan terbaik untuk manusia.

Pilar-pilar kenangan perang dunia kedua di kota tua.

Pilar permohonan dan doa tiada akhir tentang betapa "DAMAI" itu mesti punya tempat dalam hati kita masing-masing. Pilar damai yang tidak menyisakan cabikan dan tangisan.

Pilar damai kapan  kau kembali ke dalam hati manusia saat ini?

Aku tidak ingin pilar damai cuma sebatas kenangan, tapi pilar kenyataan dunia saat ini.

Aku ingin pilar damai ditanam dari para napi.

Ciptakan damai dari sepenggal pengalaman di balik jeruji besi mu!

Jangan taburi hati ini dengan bara kebencianmu!

Jangan gadaikan nama besar pujaanmu untuk apa yang bukan damai di negeri ini!

Belajarlah dari pilar kenangan Eropa di tahun itu! Bangunlah pilar damai sejak sekarang ini di rumahmu, di hatimu!

Malam kenangan, cahaya sejarah, pilar damai, semua menjadi teman mimpi malam ini.

Mimpi damai ingin berbagi damai.

Salam berbagi, ino, 9.12.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun