Kemajuan itu tidak berarti harus meninggalkan semua karya kerajinan tangan, tetapi sebaliknya, semakin maju, mestinya semakin mencintai yang natural.
Di mana saja sih sebenarnya selalu ada orang-orang yang dikenal dengan sebutan Disabilitas. Istilah itu sama sekali tidak negatif meskipun ada "dis" nya di sana.
Perjumpaan pertama dengan seseorang dalam kelompok Disabilitas yakni pada saat saya masih sekolah dasar (SD). Anehnya waktu itu saya jadi begitu mengagumi kemampuannya.
Dia adalah pria yang tidak bisa berbicara dengan sempurna. Namun sisi lain dari keterbatasan yang dimilikinya, ia punya keterampilan luar biasa khususnya di bagian kerajinan tangan.
Keterampilan membuat Nyiru dan Irus
Saya masih ingat saat itu pada tahun 1988 ia menerima banyak sekali pesanan untuk membuatkan nyiru dan irus. Nyiru dan irus itu dibuat dari bahan lokal.
Ya pada saat itu di Flores cuma ada beberapa orang yang sudah menggunakan bahan aluminium. Selain itu, umumnya masih menggunakan bahan lokal yang terbuat dari kayu, tempurung kelapa dan bahan bambu lainnya.
Pria itu sering dipanggil dengan nama Simon. Om Simon begitu terkenal saat itu. Ia terkenal bukan karena punya pendidikan khusus, tetapi karena ia punya keterampilan khusus.
Pendidikannya cuma tamatan sekolah dasar (SD). Oleh kerajinannya; ya bisa saja dikatakan memang ia punya bakat yang diberikan secara istimewa. Apa yang dikerjakannya memang sederhana, namun bagus dan disukai masyarakat setempat.