Salju cinta datang menyentuh sekuntum bunga mawar saat musim gugur dengan suhu nol derajat. Setangkai mawar ingin mekar meski salju cinta menyengat kelopaknya.
Sang Mawar klepek-kelepek saat sentuhan pertama Salju cinta. Tak ada bara dan hawa panas, cuma ada rindu:
"Ayolah mendekat dan mengatup bersamaku"
Dingin hawa ini tak selamanya sendiri, jika kamu bersamaku wahai Salju. Datanglah tanpa gaduh dan sentuhlah pada bibir hatiku ini. Jika kamu benar menyatu bersamaku, maka di sana ada kehangatan.
Aku percaya itu wahai Salju cinta. Aku yakin, kamu akan membeku dalam dekapan cintaku.
Salju Cinta semakin merapat tanpa enggan dan mikir, nunggu apa lagi. Inilah saatnya mendekati Mawar sebelum memasuki musim dingin.
Tapi aku janji, aku nggak akan menutupi merah bibir kuntum mu wahai Mawar. Aku siap jadi dasar pijakanmu, saat kapan engkau ingin berdiri dan mekar di musim gugur.
Aku akan membeku di bawahmu dan biarkan kamu wahai Mawar mekar di atas ku. Tapi, aku butuh dari kamu, "jangan cepat-cepat memanggil sang Matahari lho."
Aku tidak sanggup membeku di bawahmu, jika sang Matahari datang menyapamu. Hawanya begitu dahsyat menghangatkanmu, aku bahkan yakin engkau pasti tidak akan bisa memelukku lagi.
Jujur sakit hatiku ini, jika kamu wahai Mawar melepaskan aku jatuh ke bumi. Itu bayanganku, jika sang Matahari datang menggodamu. Kamu pasti tanpa alasan melepaskan aku terkapar dan meresap sampai tak berbekas.