Jenis kaju keta itu tidak bisa dimakan ngengat lho. Kayu yang begitu kuat, tahan panas dan basah. Nah, sebenarnya bukan cuma hubungan jenis kayu yang bermakna simbolis bagi kehidupan masyarakat adat, tetapi juga terkait soal kelestarian lingkungan alam yang secara lokal unik dan berkualitas.
Dalam hal ini, masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang keseimbangan cara berpikir antara manfaat dan makna di satu sisi dan kelestarian pada sisi lainnya. Hal ini sangat penting untuk menghindari tindakan eksploitasi lingkungan karena hanya memperhitungkan segi manfaat dan makna saja, lalu mengabaikan kelestarian lingkungan.
Demikian ulasan singkat terkait tiga tahap ritual adat pembangunan rumah dalam konteks adat Ende dan paradigma hubungan masyarakat adat dengan lingkungan alam. Tentu, masih ada aspek lainnya yang belum disoroti dalam tulisan ini.Â
Hal yang penting digarisbawahi adalah bahwa kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat adat tetap saja terhubung dengan lingkungan alam sekitarnya. Oleh karena itu, sangat diharapkan adanya keseimbangan antara manfaat dan makna dari penggunaan simbol-simbol dari alam dan tindakan praktis yang mendukung kelestarian lingkungan alam.Â
Salam berbagi, ino, 19.11.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H