Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sahabat Nuri Hijau, Kapan Engkau Kembali?

13 November 2021   12:42 Diperbarui: 13 November 2021   12:46 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa ada tema tentang kehilangan hewan kesayangan? Saat membaca tema pada topik pilihan Kompasiana itu, pikiran dan hati saya terasa begitu cepat kembali ke belakang, ya kembali ke masa lalu.

Tahun 1985 saya memperoleh hadiah yang begitu indah dan tidak bisa dilupakan dari seorang tetangga yang baik. Kami adalah teman sebaya. Kebetulan sekali ayahnya seorang yang pandai memanjat pohon untuk membuat sarang burung beo.

Hobinya itu ternyata mendatangkan uang. Ia menyiapkan sangkar untuk burung beo lalu setiap musim burung beo berdatangan untuk bertelur dan hingga menetas.

Saat anak-anak beo itu sudah memiliki sayap, maka ia akan memindahkan beo itu ke rumahnya. Pekerjaan memelihara burung beo baginya bukanlah pekerjaan yang sulit. 

Suatu ketika, ia mendengar suara kecil burung Nuri di atas pohon Jita, entahlah apa nama sebenarnya. Pohon Jita dikenal sebagai pohon yang punya getah yang pahit.

Pada bagian cabang setinggi 7 meter dari permukaan tanah, ternyata ada bagian yang berlubang. Pada lubang kayu Jita itulah rupanya induk Nuri bersarang.

Ia memanjat pohon itu untuk melihat dan sekaligus dengan niat jika menemukan anak Nuri di atas rongga pohon itu, maka ia akan mengambilnya. Apa yang dipikirkan sebelumnya ternyata begitulah yang terjadi setelahnya.

Ia menemukan dua ekor Nuri kecil yang belum bisa terbang. Dua bayi nuri itu diambilnya dan dibawanya ke rumah. Tanpa ragu-ragu ia menyediakan makanan untuk kedua bayi nuri itu.

Makanannya sederhana yaitu jagung muda yang masih sangat lembut itu disuapin ke dalam mulut Nuri kecil itu. Sesekali diberinya juga air kelapa muda. Cara sederhana itu ternyata membuahkan hasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun