Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada 6 Prinsip Selamat dalam Perjalanan, Baca Yuk!

8 November 2021   12:56 Diperbarui: 11 November 2021   10:25 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menentukan kapan harus berhenti dalam perjalanan jauh ternyata bukan hal sederhana. Orang tidak boleh membuat kompromi untuk sekedar menunda berhenti sejenak untuk menarik nafas dan mencuci muka.

Apalagi ketika mata terasa lelah dan mengantuk, maka pilihan untuk mencari tempat supaya berhenti (rest area) merupakan suatu keharusan. Maaf harus ditegaskan "Jangan tawar-tawar dengan hal yang satu ini!"

Membasahi muka dengan air rupanya menjadi tip sederhana yang sangat membantu, sekurang-kurangnya dari pengalaman pribadi saya menyetir Malang-Surabaya pulang pergi  atau di Flores. Selain bahwa jika memungkin orang perlu minum Kratingdaeng. 

Minuman Kratingdaeng bagi saya sangat membantu agar tetap energik selama perjalanan. Ya, saat lelah hendaknya berhenti dan bisa minum air putih secukupnya. 

Lebih dari terapi cuci muka dan berhenti menarik nafas, orang tidak boleh melupakan cara yang satu ini, seperti terus bercerita hal-hal yang humoris dan menyenangkan. Cerita dan gelak tawa yang sewajarnya akan sangat membuat perjalanan tidak membosankan, tetapi sangat menyenangkan dan bahkan penuh konsentrasi.

4. Sabar dan tenang tanpa harus menunjukan diri sebagai pemenang dan tercepat

Saya mengenal beberapa sopir mobil yang sudah lama bekerja sebagai sopir, bahkan siang malam hanya bergaul dengan mobil. Cerita dan sharing pengalamannya memang tampak irasional sih, tapi rupanya bisa saja ada benarnya. Cara dan larangan itu sederhana:

Sebelum melakukan perjalanan jauh, jangan lupa memberi sedekah pada orang-orang di pinggir jalan katanya. Kemudian jangan lupa pula minta doa dari seorang yang bernama Christoforus, cukuplah katakan sederhana Santo Christoforus lindungi perjalanan kami.

Ini pengalaman pribadi yang di sharing teman kepada saya. Selanjutnya hal unik lagi katanya, siapa saja sebelum melakukan perjalanan tidak boleh menendang ban mobil, bahkan seseorang perlu mengatakan bahwa "jaga kami atau jaga saya." 

Rasanya benar aneh bukan? Masak harus ngomong pada benda mati? Nah, saya masih ingat kejadian tahun 2011 di Flores. Waktu itu saya mengadakan perjalanan sendiri setelah kembali mengunjungi ibuku yang sakit di Ende. 

Hari itu sudah sore saya berangkat dari Ende. Perjalanan dari Ende ke Maumere membutuhkan waktu 3,5 jam jika tanpa berhenti. Itulah perjalanan seorang diri pertama kalinya waktu itu dengan mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun