Kesadaran yang perlu dibangun dari perempuan tidak lain seperti ini:
Iman akan tetap aktif dan perilaku akan diorientasikan kembali setiap hari pada pedoman Firman. Orang yang takut akan Tuhan ingin hidup dalam kekaguman akan Tuhan dan akan melihat bahwa dia layak menerima kebaikan Tuhan dan tidak menyangkal Roh Kudus."
Kesadaran seperti itu ternyata punya dasarnya, yakni: "Maka kamu akan mengerti takut akan Tuhan dan menemukan pengetahuan tentang Tuhan. Karena Tuhan memberikan hikmat "(Ams 2.5f).
d) Kebahagiaan sejati
Kebahagiaan sejati berarti berjalan di jalan menuju kemuliaan Tuhan. Kebahagiaan sejati tidak ditemukan di dalam diri sendiri, tetapi di dalam Tuhan, dalam persekutuan dengan-Nya.Â
Banyak teks kitab suci berbicara tentang kebahagiaan memperjelas bahwa kebahagiaan ini dicapai bukan melalui berbagai ajaran hikmat dan usaha manusia, tetapi dengan mengikuti ajaran Kitab Suci dan melalui pertumbuhan yang dihasilkan dalam pengetahuan tentang Tuhan dan wawasan spiritual (Kol 1,9 -12).Â
Kebahagiaan ini dirasakan dalam berhubungan dengan Tuhan, terutama dalam doa (Mzm 65,5; 144,15; Yes 56,2; Yoh 13,17).
Dari beberapa poin di atas jelas bahwa perempuan ditantang melalui surat Apostolik AL untuk merefleksikan dirinya, apakah perempuan adalah orang yang takut akan Tuhan?Â
Refleksi diri perempuan itu adalah sebuah motivasi, apalagi di tengah era digital dengan segala perkembangannya saat ini. Motivasi itu harus juga dipertimbangkan terkait ukuran kebahagiaan, orientasi iman dan kebahagiaan sejati.
Perempuan sebagai pohon anggur yang subur
Perempuan dalam Mazmur 128 memiliki potensi khusus yakni akan menjadi seperti pohon anggur yang subur. Potensi perempuan itu merujuk pada panggilannya menjadi seorang isteri.Â