Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Amoris laetitia" dan Pemahaman tentang Perempuan

21 Oktober 2021   12:30 Diperbarui: 21 Oktober 2021   12:34 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amoris laetitia dan pemahaman tentang perempuan | Dokumen diambil dari liputan6.com

Konteks pluralitas akan menjadi semakin memperkaya hidup bangsa ini, jika semangat untuk saling belajar dan saling menghormati itu tumbuh subur, bahkan kehidupan dan kerukunan di tengah pluralitas akan mencapai puncaknya.

Pengantar

Tulisan ini tidak lebih daripada sebuah ulasan kecil tentang perempuan dengan rujukan utama pada surat Apostolik Amoris laetitia" atau Kegembiraan cinta. Sebenarnya terlalu berlebihan kalau dikatakan bahwa surat Apostolik Paus Fransiskus Amoris laetitia (AL)" itu berbicara secara khusus tentang perempuan. 

Kenyataan menunjukan bahwa surat Apostolik itu cuma menyebut perempuan empat kali. Meskipun demikian, setelah saya membaca surat Apostolik AL itu terasa bahwa perempuan memang seperti dibungkus dalam desain gagasan surat Apostolik AL itu. 

Oleh karena adanya perspektif tersembunyi tentang perempuan dalam surat Apostolik itu, maka saya sendiri termotivasi untuk coba berusaha dalam semangat Effata" atau "membuka" - memperlihatkan tabir pemahaman tentang perempuan secara tidak langsung dari AL.

Oleh karena itu, tulisan ini juga merupakan usaha mengungkapkan hubungan antara kegembiraan cinta dan perempuan. Pertanyaan mendasar yang bisa diajukan di sini adalah: Bagaimana konsep AL tentang perempuan itu sendiri? Mengapa perempuan dibahas dalam kaitannya dengan cinta dan kegembiraan? Bagaimana peran perempuan dalam Gereja dari percikan AL?

Tiga pertanyaan itu akan dijawab dalam tulisan ini. Tentu bahwa jawaban itu merujuk pada sumber utama AL itu sendiri dan sumber spiritual (Spiritual Resource) lainnya yang memiliki hubungan tematis terkait perempuan.

Gambaran umum tentang Amoris laetitia

Secara singkat surat Apostolik Amoris laetitia" (AL) berisikan pendahuluan dan sembilan bab. 

Ada tiga bagian yang bisa disebut sebagai bagian penting dalam kaitan dengan tema perempuan, yakni pertama bab keempat berisikan tentang cinta dalam pernikahan; kedua, bab keenam berupa beberapa perspektif pastoral; ketiga adalah bab kesembilan yang berisikan tentang spiritualitas dalam pernikahan dan keluarga.

Tiga tiga bagian yang disebutkan itu, jelas terlihat bahwa surat Apostolik itu sendiri mengungkapkan batas dari harapan Gereja umumnya bahwa Paus Fransiskus harus menjawab semua pertanyaan yang terkait dengan pernikahan, keluarga dan bahkan tentang perempuan. 

Kesadaran original tentang keterbatasan kemampuannya untuk menjawab semua itu, dinyatakan secara jelas dalam AL 3: tidak semua diskusi doktrinal, moral atau pastoral harus diputuskan melalui intervensi magisterial."

Di dalam AL ternyata ada banyak topik lainnya yang diulas secara komprehensif dan karena itu sangat dianjurkan oleh Paus Fransiskus supaya orang perlu membaca Al dengan tenang, tegas Paus Fransiskus Itulah mengapa saya tidak merekomendasikan membacanya dengan tergesa-gesa."

Oleh karena itu, Gereja, keluarga dan pekerja pastoral perlu juga membaca dan memperdalam isi surat Apostolik AL.

Mazmur 128 sebagai satu sumber alkitabiah tentang pernikahan dan keluarga

Paus Fransiskus menyebut dua sumber alkitabiah dalam AL yakni: Mazmur 128 dan Mat 19,3-12. 

Keterbatasan sumber itu bukan berarti terbatas pula dalam isi dan pemahaman, tetapi lebih pada keseriusan untuk menghubungkan teks dengan realitas dunia saat ini dengan fokus pada dua sumber itu. Akan tetapi, dalam tulisan ini saya hanya mendalami sumber alkitab dari Mazmur 128.

Beberapa gagasan yang bisa dihubungkan dengan perempuan bisa dilihat di bawah ini:

Perempuan itu orang yang takut akan Tuhan?

Ayat pertama Mazmur 128 menggarisbawahi tentang prospek kebahagiaan bagi mereka yang takut akan Tuhan dan berjalan di jalan-Nya (Mzm 1,1ff; 112,1; 115,13; 119,1f). Ada beberapa point penting dapat dilihat dari ayat 1:

a) Motivasi untuk menjalani hidup dalam takut akan Tuhan

Pertanyaan apakah perempuan itu takut akan Tuhan? Tentu merupakan pertanyaan yang mendorong kaum perempuan untuk merefleksikan diri mereka tanpa menyudutkan mereka. 

Oleh karena Mazmur 128 ayat 1 tidak secara eksplisit menyebut perempuan, maka sebenarnya perempuan punya potensi yang sama dengan laki-laki dalam hal takut akan Tuhan. Perempuan dalam hal ini adalah bagian dari orang yang percaya (Glaeubigen).

Karl Mebus dalam komentarnya tentang Mazmur 128 menulis,

Mazmur mendorong orang percaya untuk menjalani hidupnya dalam takut akan Tuhan dan tidak menyimpang dari jalan Firman, hanya untuk mengalami bahwa Tuhan berdiri dengan kebenaran janji-janji-Nya. 

Karena kesalehan sejati memiliki "janji hidup, sekarang dan masa depan. Firman itu dapat diandalkan "(1 Timotius 4: 8f). Janji bagi orang yang takut akan Tuhan adalah akan memiliki sukacita hidup dan menikmati kedamaian batin sesuai kehendak Tuhan.

b) Ukuran penuh dari kebahagiaan

Perempuan perlu juga memikirkan kebahagiaan. Ya, kebahagian itu suatu hari nanti akan menjadi bagian abadi dalam kemuliaan. Bahkan sekarang perempuan dapat dengan teguh mengandalkan Tuhan untuk menyiapkan berkat yang dimaksudkan untuknya, bahkan jika masih banyak kesulitan yang harus diatasi saat ini (bdk. Yes 3:10).

c) Orientasi iman

Sekali lagi saya tegaskan bahwa teks Mazmur 128 tidak seluruhnya berbicara tentang perempuan. Meskipun demikian, saya coba membaca teks itu secara lebih khusus lagi dalam kaitannya dengan perempuan oleh karena Paus Fransiskus telah menjadikan teks Mazmur 128 sebagai landasan biblis untuk berbicara tentang kegembiraan cinta. 

Kegembiraan cinta dalam hal ini punya hubungan yang begitu dekat dengan tema perempuan. Perempuan siapakah yang tidak merindukan kegembiraan cinta? Perempuan siapakah yang tidak memiliki orientasi iman?

Pembicaraan tentang perempuan tidak hanya berhenti pada definisi siapa itu perempuan, tetapi juga berkaitan dengan hal-hal lainnya seperti tentang kebahagiaan dan bahkan juga tentang orientasi iman. 

Gagasan seperti itu sangat penting untuk selanjutnya membuka mata siapa saja bahwa kehadiran perempuan secara fisik di dalam gereja harus juga dilihat lebih jauh dalam hubungannya dengan orientasi iman kaum perempuan.

Kesadaran yang perlu dibangun dari perempuan tidak lain seperti ini:

Iman akan tetap aktif dan perilaku akan diorientasikan kembali setiap hari pada pedoman Firman. Orang yang takut akan Tuhan ingin hidup dalam kekaguman akan Tuhan dan akan melihat bahwa dia layak menerima kebaikan Tuhan dan tidak menyangkal Roh Kudus."

Kesadaran seperti itu ternyata punya dasarnya, yakni: "Maka kamu akan mengerti takut akan Tuhan dan menemukan pengetahuan tentang Tuhan. Karena Tuhan memberikan hikmat "(Ams 2.5f).

d) Kebahagiaan sejati

Kebahagiaan sejati berarti berjalan di jalan menuju kemuliaan Tuhan. Kebahagiaan sejati tidak ditemukan di dalam diri sendiri, tetapi di dalam Tuhan, dalam persekutuan dengan-Nya. 

Banyak teks kitab suci berbicara tentang kebahagiaan memperjelas bahwa kebahagiaan ini dicapai bukan melalui berbagai ajaran hikmat dan usaha manusia, tetapi dengan mengikuti ajaran Kitab Suci dan melalui pertumbuhan yang dihasilkan dalam pengetahuan tentang Tuhan dan wawasan spiritual (Kol 1,9 -12). 

Kebahagiaan ini dirasakan dalam berhubungan dengan Tuhan, terutama dalam doa (Mzm 65,5; 144,15; Yes 56,2; Yoh 13,17).

Dari beberapa poin di atas jelas bahwa perempuan ditantang melalui surat Apostolik AL untuk merefleksikan dirinya, apakah perempuan adalah orang yang takut akan Tuhan? 

Refleksi diri perempuan itu adalah sebuah motivasi, apalagi di tengah era digital dengan segala perkembangannya saat ini. Motivasi itu harus juga dipertimbangkan terkait ukuran kebahagiaan, orientasi iman dan kebahagiaan sejati.

Perempuan sebagai pohon anggur yang subur

Perempuan dalam Mazmur 128 memiliki potensi khusus yakni akan menjadi seperti pohon anggur yang subur. Potensi perempuan itu merujuk pada panggilannya menjadi seorang isteri. 

Selanjutnya rumah" disebutkan secara tidak terpisah dengan ungkapan simbolis pohon anggur yang subur." Pemazmur dalam hal ini berbicara tentang ibu rumah tangga dan anak-anak yang duduk di meja orang percaya (Kej. 50:23; Mzm 127:3; 144:12; Amsal 17:6).

a) Arti simbol pohon anggur yang subur

Tanaman yang berharga seperti anggur dan pohon zaitun adalah simbol untuk istri dan anak laki-laki. Hubungan kebahagiaan itu terpenuhi ketika, selain kemajuan dan kesuksesan eksternal, ada kesejahteraan dalam keluarga. 

Pekerjaan pria, yang diarahkan pada hal-hal di luar rumah, didukung oleh kondisi yang baik di rumah dan keluarga, di mana istri dan sebagai ibu khususnya memiliki pengaruh yang menentukan pada perkembangan yang benar.

b) Refleksi simbol dalam Mzm 128: 3:

  • Hidup dan bekerja bersama dalam takut akan Tuhan dan dalam ketaatan pada perintah-perintah Kitab Suci membentuk dasar untuk pernikahan yang baik; itu adalah salah satu syarat dasar untuk mengasuh anak dengan sukses.
  • Pada dasarnya hanya apa yang dilakukan dalam ketergantungan pada Tuhan dan tunduk pada Firman-Nya mengarah pada tujuan yang baik, dan kemudian itu akan bertahan.
  • Keteladanan orang tua, anak-anak harus menerima contoh yang baik tentang rasa takut yang tulus akan Tuhan dan kebenaran dari orang tua mereka. Anak-anak harus ditunjukkan bahwa Bapa dan Ibu mengasihi Tuhan dan Firman-Nya dan bahwa mereka dengan teguh berjalan di jalan-Nya (ay. 1).
  • Melalui teladan orang tua mereka, anak-anak belajar nilai pengakuan mutlak akan otoritas Allah dan Kitab Suci.

Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa anak-anak tunduk pada otoritas orang tuanya sesuai dengan tatanan kehidupan yang ditetapkan oleh Tuhan. Sesuai dengan janji-Nya, Tuhan akan menganut sikap saleh orang tua dan anak-anak mereka: "Sesungguhnya, orang yang takut akan Tuhan akan diberkati" (Mzm 128: 4). 

Salam berbagi, ino, 21.10.2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun