Kesehatan wajah tidak selamanya merupakan hasil dari produk kimia, tetapi bisa juga dengan olahraga dan berkat khasiat Urin dari tubuh manusia.
Jerawat umumnya menimbulkan aneka konotasi. Konotasi positif tentu menjadi pengalaman pertama kebanyakan orang. Ya, jerawat sebagai tanda dari fase pubertas kaum remaja.
Ternyata tidak sedikit kaum remaja yang memasuki usia remaja disambut dengan bintik-bintik jerawat pada wajah mereka. Tidak heran pada usia itu kesibukan pribadi mereka yang paling sering dirasakan adalah melihat wajah sendiri dan juga mengeluarkan biji-biji jerawat.
Ada rasa puas juga sih saat isi jerawat itu keluar. Namun, jangan salah ya, isi jerawat yang menyerupai lemak itu tidak bisa digantikan dengan zat lainnya.Â
Ketika isi jerawat itu dikeluarkan, maka yang tertinggal adalah lubang-lubang pada wajah bekas sarang jerawat. Aneh bukan? Tapi itulah kenyataan dan dari pengalaman.
Oleh karena itu, tidak heran penyebab wajah bopeng adalah keseringan seseorang mengeluarkan jerawat dengan menggunakan kuku jarinya sendiri.
Larangan yang sering terdengar dari orangtua yang sayang pada anaknya adalah, "Hai nak, jangan keluarkan jerawatmu dengan cara seperti itu (cara manual)!"
Rupanya orangtua punya perhatian terkait dengan kemulusan wajah anaknya. Belum lagi, opa dan oma, peduli amat gitu. Entahlah, kenapa ya, jika ada jerawat di wajah selalu saja tergoda untuk sayang-sayang dan mengelus-ngelusnya.
Jerawat kok di sayang-sayang? Siapa sih yang tidak pernah lebih dari sekali mengelus jerawatnya dalam sehari? Entah kesal, entah gemas dan lainnya sebagainya, tentu ada perasaan yang beragam karena jerawat tentunya.
Masa-masa remaja dan pengalaman mengatasi jerawat
Masa remaja bisa juga disebut sebagai masa ingin coba-coba. Rasa ingin coba itu hampir dalam semua hal. Salah satunya adalah ketika pada wajah tumbuh jerawat.