Kepiawaian bos dalam meredakan suasana diskusi bagi saya merupakan hal yang sangat positif sebagai cara yang tepat dalam memberikan solusi dari suatu ketegangan yang ada di depan mata.
Ia tidak main kuasa dengan cara seakan-akan main palu meja atau katakan "stop jangan bicara, tetapi okey kita akan lanjut diskusi lagi dalam kesempatan lain yang akan kita buat di tempat ini bersama dengan seorang ahli yang memang menguasai ilmu etika medis."
Jawaban itu mengakhiri semua diskusi dan ketegangan yang berlangsung hampir setengah jam itu. Pada akhirnya bos itu dengan santai mengatakan seperti ini, "Ja, das ist das Leben. Die Diskussion gehoert auch zum Leben." Atau "Ya, itulah hidup. Diskusi itu termasuk juga bagian dari hidup."
Kami berpamitan lagi dengan santai dan akrab. Bagi saya, pertemuan spontan itu adalah saat berharga, ya suatu pelajaran penting bahwa seorang bos itu perlu memiliki wawasan yang terbuka tentang kehidupan. Bos tidak boleh seorang yang anti diskusi dan anti kritik.
Ya bos yang baik bagi saya adalah seorang yang bisa melihat perbedaan gagasan itu sebagai bagian yang terhubung dengan tema kehidupan. Di mana orang tidak menemukan perbedaan?Â
Rasanya sih, tidak ada. Oleh karena itu, orang perlu memiliki wawasan keterbukaan pada hal-hal baru dan berdialog dengan orang-orang baru.
Perjumpaan dengan orang baru dan tema-tema diskusi yang baru menjadikan kita orang yang selalu punya kesempatan belajar hal-hal baru.
Jadi, jangan pernah takut berjumpa dan berdiskusi dengan bos Anda atau juga dengan siapa saja, namun orang perlu tetap memerhatikan etika diskusi yang baik.
1. Bos menyediakan waktu untuk karyawannya tanpa menunda-nunda.
2. Ia bisa bersikap locker dan kooperatif atau santai dan memberikan dukungan dan kerja sama