Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Mengatasi Kongkalikong Pegawai Bank Swasta dan Godaan Investasi Melalui Jalur Kenalan

17 Juli 2021   08:16 Diperbarui: 17 Juli 2021   08:24 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tentang cara mengatasi kongkalikong pegawai bank swasta dan godaan investasi melalui jalur kenal untuk memperoleh profit yang besar | Dokumen diambil dari: koinworks.com

Kejelasan informasi terkait investasi yang menggiurkan adalah prioritas yang harus diperkuat dengan dokumen-dokumen terkait perjanjiannya. 

Dunia perbankan termasuk dunia kerja yang sebenarnya tergolong elit di mata masyarakat. Umumnya masyarakat punya konsep sendiri bahwa orang-orang yang bekerja di bank mirip sekali dengan orang-orang yang bekerja di perusahan layanan penerbangan.

Sosok pegawai bank dan pramugari selalu lebih menarik dari pegawai swasta lainnya. Di mana-mana orang menemui pegawai bank dengan standar subjektif, namun diakui umum semuanya cantik,elegan dan berpenampilan kece. 

Pernah saya bertanya pada seorang teman sekolah saya, yang kebetulan pegawai bank pada salah satu bank swasta di Indonesia, mengapa secara fisik umumnya pegawai bank itu cantik-cantik?

Jawabnya sederhana sekali, "ya harus menarik dong, kalau gak kan orang gak mau datang lagi untuk simpan uangnya di bank." Benar juga ya, kata spontan dari saya.

Berpenampilan menarik, disertai dengan ramah tamah, lalu ya dibumbui dengan trik-trik rayuan ala pegawai bank, maka orang yang mengakui tidak punya uang akhirnya jujur bahwa punya uang dan mau menyimpan uangnya di bank.

Tentu hal seperti itu tidak salah, karena saya percaya bahwa hal seperti itu merupakan bagian dari strategi dalam reksa pelayanan kepada publik. Rayuan yang positif itu berupa aneka penjelasan yang menarik, tentang suku bunga yang menggiurkan dan lain sebagainya. 

Berpenampilan menarik, janji bunga investasi yang menggoda, hadiah yang menggiurkan langsung diterima

Penampilan menarik yang disertai dengan bunga investasi yang menggoda selalu saja menjadi semacam penakluk cara berpikir rasional sebagian masyarakat desa yang jauh dari pemandangan tidak biasa itu.

Pada tahun 2010 saya mengenal cerita-cerita tentang simpanan dengan bunga besar pada sebuah bank swasta, bayangkan pada saat pertama menanam modal, pemilik modal sudah bisa meraih hadiah dengan barang-barang yang cukup mahal.

Memperoleh hadiah Samsung S5, arloji Seiko 5 dan lain sebagainya rupanya sudah menjadi semacam pancingan maut yang bisa mengucurkan uang dari kantong pemilik modal jutaan rupiah.

Hal seperti itu benar-benar terjadi dan dalam waktu sekejap ada begitu banyak orang yang menginvestasikan uang mereka melalui seorang pegawai bank swasta itu. 

Keraguan yang perlu dipertimbangkan

Pertanyaan saya waktu itu adalah kok bisa ya bank swasta melakukan investasi dengan bunga dan hadiah sebesar itu? Rasa-rasanya hal seperti bukan merupakan ciri khas bank, tetapi lebih sebagai ciri bisnis online. 

Keraguan lainnya, jangan-jangan pegawai banknya yang bermain lagi melalui nama bank tempat ia bekerja untuk membangun jaringan kerjasama dengan pebisnis lainnya. 

Cuma terdengar bahwa mereka punya jaringan yang berpusat di Jakarta. Saya sendiri tidak punya ketertarikan untuk mencari tahu karena saya tidak punya kepentingan terkait investasi uang.

Pernah sih, beberapa kali pegawai-pegawai bank itu datang menjumpai saya dan berdiskusi banyak terkait investasi, namun karena saya termasuk orang awam dalam memahami dunia perbankkan, maka saya tidak berani masuk dalam lingkaran bisnis itu.

Beberapa orang yang saya kenal, mereka secara diam-diam berusaha mengikuti penawaran-penawaran pihak bank yang sungguh menggiurkan itu.

Bahkan setelah saya di Jerman, sempat terdengar ada yang menginvestasikan uang mereka pada paket investasi itu sampai dengan angka 300 juta rupiah.

Waspada dengan bisnis gandeng bank swasta berpoles hadiah barang mewah

Pada tahun 2017 saya mendengar bahwa investasi itu sudah tidak berjalan bahkan pegawai bank yang terlibat dalam investasi itu sudah dikeluarkan dari bank swasta itu.

Hal yang lebih mengejutkan lagi bahwa semua uang miliaran rupiah mulai dari milik masyarakat kecil sampai pengusaha yang sebenarnya sudah mapan pun tidak bisa dikembalikan lagi, meski sebenarnya sudah jatuh tempo.

Entah ke mana, semua uang yang katanya sedang diinvestasikan itu lenyap dalam waktu sekejap. Tertinggal janji dari pusat bahwa akan dikembalikan namun orangnya juga tidak dikenal, siapa itu sebenarnya. 

Sampai saat ini uang itu tidak dikembalikan dan entah bagaimana selanjutnya. Pegawai itu akhirnya merana dan ya, sungguh memprihatinkan. Kerinduan memperbaiki ekonomi keluarga dan sahabat kenalan, akhirnya tragis dan sia-sia.

Masyarakat kecil protes dan mengadu paling-paling melalui jeritan koran online lokal yang kadang tidak membuat jera para penipu yang menggunakan jasa bank swasta.

Pelajaran yang berharga dari peristiwa itu yakni:

1. Bagi pegawai bank mungkin perlu waspada bahwa pengabdian murni hanya pada satu perusahaan atau bank; dan harus puas dengan itu.

2. Pegawai bank harus cerdik dalam membangun kerja sama dengan pihak-pihak luar yang menawarkan kerja sama dalam investasi.

3. Pemilik modal mungkin perlu lebih cerdas dengan membuat konfirmasi dengan pimpinan bank untuk membicarakan terkait investasi dengan bunga besar itu.

4. Proses penanaman modal harus resmi dengan surat-surat perjanjian dan sama sekali tidak boleh dengan mengandaikan jalur kenalan.

5. Pemilik modal perlu memperoleh kesempatan sosialisasi mengenai jalur investasi itu secara jelas dengan disertai surat-surat perizinan resmi sebagai bukti bahwa investasi itu benar-benar resmi dan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Penandatangan surat perjanjian investasi itu harus dilakukan secara langsung dan tanpa perantara dengan pimpinan, sehingga dokumen-dokumen terkait yang menjadi hal pemilik modal dapat secara langsung diterima.

Investasi bunga besar dan melawan mental kaya sendiri

Sering sekali terjadi bahwa investasi bohong-bohong itu meraup banyak korban karena konsep masyarakat yang picik dan terlalu egois. 

Jika ada hal baik yang ada di depan mata, ia enggan cerita pada orang lain, dengan motif sederhana ingin menjadi orang terkaya sendiri di tempatnya atau ingin dapat profit secara diam-diam. 

Mau cerita hanya jika dia sudah punya bunga investasi yang berlimpah-limpah. Sekalipun ia tidak tahu dengan jelas seperti apa jenis investasi itu, orang lebih memilih percaya saja karena ada orang dalam atau kenalan.

Seakan-akan ada pikiran seperti ini, "Kita diam-diam saja ya, biar kita sendiri yang kaya nantinya." Sementara itu kerahasiaan yang konyol seperti itu dipakai oleh pihak bank juga dengan pesan, "Ini hanya antara kita saja ya."

Kompromi-kompromi seperti itu sebenarnya sudah jelas mengindikasikan bahwa jenis bisnis dan investasi itu sudah tidak bisa dipercaya lagi.

Sebenarnya orang tidak boleh berpikir seperti itu, "diam-diam", melainkan harus dengan terang dan jelas dibicarakan sebelum semuanya terjadi, siapa tahu ada orang lain yang lebih tahu tentang jenis investasi itu bisa membantu dalam proses mengambil keputusan.

Nah, itulah mental masyarakat kita yang lebih memilih kongkalingkong daripada transparan sesuai prosedur dan regulasi yang sebenarnya.

Akibatnya, teman bisa jadi musuh, orang dalam akhirnya disingkirkan menjadi orang luar yang begitu jauh dan tidak bersahabat lagi. Jadi, sangat jelas bahwa ambisi menjadi kaya harus diimbangi dengan wawasan tentang cara dan prosedur yang benar.

Transparansi dalam urusan dokumen investasi dengan pihak bank atau siapa saja harus jelas dan tidak boleh ditunda-tunda. Ya, pengetahuan dan kejelasan status investasi harus benar-benar diketahui terjamin aman, sebelum uang dikucurkan ke pihak bank. 

Saya tidak tahu apakah fenomena seperti itu pernah juga terjadi pada bank pemerintah atau tidak. Saya berharap hal itu tidak terjadi pada bank pemerintah. 

Peristiwa itu, sekurang-kurangnya menjadi petunjuk bahwa investasi melalui jalur kenalan pada bank swasta pernah terjadi, entahkah salah pihak bank yang membiarkan pegawai banknya berbisnis di dalam bank atau memang hal seperti itu sudah menjadi target bank swasta? Bagi saya tetap menjadi misteri dalam urusan bank dan uang.

Sampai saat ini, hal seperti itu belum jelas. Satu hal yang jelas bahwa pihak yang dirugikan sampai dengan saat ini tetap merasa dirugikan, bahkan tidak bisa menuntut karena jalurnya adalah jalur kenalan atau tanpa punya dokumen resmi lainnya.

Ya, yang tertinggal adalah penyesalan dan keretakan hubungan dan kekecewaan karena pernah berperan menghilangkan uang sebagian orang yang mungkin juga susah.

Demikian kisah pilu yang mengecewakan, namun juga menjadi pelajaran agar kedepan masyarakat atau siapa saja termasuk pegawai bank perlu lebih waspada dengan tawaran gandeng usaha dengan bisnis-bisnis online lainnya, yang menggunakan jasa label bank swasta dengan trik permainan hadiah dan janji bunga-bunga mimpi yang hampa, tidak pernah menjadi nyata.

Salam berbagi, ino, 17.07.2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun