2. Orang kritis itu dianggap tidak tahu menghargai orang lain
Ada juga anggapan lain, selain bahwa orang itu arogan, orang kritis dianggap juga sebagai orang yang tidak tahu menghargai orang lain.Â
Menjadi kritis umumnya tampak dalam cara menilai sesuatu dan memberikan tanggapan tentang sesuatu. Di dalam cara menilai dan memberikan tanggapan itu ada pula isi pesan dan tutur kata yang digunakan.
Semakin seseorang mengungkapkan realitas yang dimiliki oleh pihak yang dikritisi, sebenarnya semakin tidak disukai oleh pihak yang dikritisi. Namun, jangan lupa umumnya banyak orang juga melihat hal yang sama, cuma mereka tidak berani mengatakan itu.
Nah, saya belajar dari pengalaman itu bahwa bahwa orang-orang yang dikritisi punya kemampuan menerima kritik yang sangat terbatas, bahkan mereka juga adalah orang kritis yang berusaha sedemikian jelas membedakan mana sasaran yang dikritisi.
Ketidakjelasan tentang substansi yang dikritisi akhirnya disalah tafsir seakan-akan bukan hal yang sedang terjadi, tetapi lebih ke pribadi seseorang.
Orang-orang kritis rupanya masih sering gagal, karena mereka tidak saja berusaha sekritis mungkin mengkaji hal yang aneh di mata mereka, tetapi juga termasuk kepribadian atau subjeknya.Â
Bagaimana memisahkan antara hasil kerja dan kepribadian seseorang dan bagaimana saya harus bicara semata-mata tentang apa yang seseorang lakukan dan bukan tentang dirinya?
Rupanya kemampuan itu masih terlalu jauh untuk dicapai dan tidak terlalu mudah untuk dimiliki. Dalam kesadaran itulah orang perlu belajar mengkritisi sesuatu melalui pendekatan-pendekatan yang lebih elegan tanpa membuat orang lain malu dan direndahkan.
3. Orang kritis selalu punya alasan untuk menilai, orang yang dikritisi selalu punya cara untuk menghakimi
Kegagalan dalam menemukan pendekatan (Approach) yang elegan dan menghormati orang lain, hanya akan memperpanjang rusaknya personal Brand orang-orang kritis.