Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Cara Membangun Personal Branding di Zaman Milenial

11 Juni 2021   15:37 Diperbarui: 12 Juni 2021   10:10 1507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Mencintai kejujuran, kebenaran dan kepercayaan publik

Mencintai kejujuran dan kebenaran itu sangat penting dalam kaitannya dengan usaha membangun personal branding. Nah, kenyataan menunjukkan terkadang orang lupa berlaku jujur.

Saya punya contoh sebut saja Saudara B menerima uang sumbangan dari orang-orang sederhana di sekitarnya. Ia mengumpulkan itu semua, kemudian uang itu diberikan kepada pihak lain yang terkena bencana. Setelah diberikan, berita yang muncul di media adalah cuma saudara B.

Mungkin dalam hati saudara B, wah ini peluang untuk personal branding. Nah, sebenarnya cara-cara seperti itu bukan untuk personal branding. Layak personal branding dimiliki oleh orang-orang sederhana itu, bukan saudara B.

Tidak hanya itu, ada lagi contoh lainnya, sebut saja kepala desa C yang menyalurkan dana BLT, Bansos kepada masyarakatnya yang begitu sederhana. Kades C ciptakan suasana sekian, bahkan kesan masyarakat bahwa ia luar biasa baik dan hebat, karena punya banyak uang untuk dibagikan kepada rakyatnya.

Bukankah sebuah manipulasi? Jadi, rupanya orang terlalu sederhana memikirkan personal branding itu tanpa kejujuran dan kebenaran. Nah, itulah suatu kekeliruan besar dalam membangun personal branding.

Berdasarkan beberapa kenyataan yang terjadi di masyarakat itu, saya akhirnya menyadari bahwa membangun personal branding untuk generasi milenial itu perlu hal-hal ini:

1. Masyarakat atau siapa saja perlu dibekali dengan wawasan terkait personal branding yang benar dan baik bagi pengguna media sosial atau bagi generasi milenial. 

Wawasan tentang nilai-nilai, etika, dan tata krama, bahkan nilai-nilai yang diwariskan oleh budaya tertentu, tentu sangat penting untuk mendukung upaya membangun citra diri.

2. Konsep personal branding tidak terlepas dari nilai-nilai kehidupan, kejujuran, kebenaran. Karena itu, mungkin baik personal branding bisa menjadi tema yang perlu dibahas dalam kaitan dengan pendidikan nilai di bangku pendidikan.

3. Dalam membangun personal branding orang perlu menyadari aspek tanggung jawab sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun