Bulir-bulir janji di antara barisan pohon-pohon hijau yang ditata begitu rapi. Bulir-bulir janji yang tidak pernah melupakan  sisi-sisi estetis.Â
Harapan tak hanya orang bicara di tengah kegersangan, tapi juga pertama-tama saat menatap hijau membentang luas.
Bulir-bulir janji yang menepis bilur-bilur resah krisis ekonomi.Â
Hijau padang gandum berpadu putih dan biru langit merubah wajah tentang bumi yang terlalu larut dalam tidur krisis ekologis.
Oh musim panas di puncak Zornheim Mainz, kau begitu berani menabur janji, bawa harapan di tengan kegersangan di negara-negara beriklim tropis.
Kegersangan gagasan diubahmu begitu mudah dengan lembut, larut dalam sunyi.Â
Sunyi di antara barisan pohon-pohon hijau yang baru bangkit dari gugur daun-daun.
Bulir-bulir janji tak pisah dari relung perubahan iklim dan transisi musim yang silih berganti.Â
Bulir-bulir janji yang menghibur saat terpaan kekalahan.Â
Hembusan santai di antara bulir-bulir hijau permai, menidurkan jiwa yang gelisah lama menunggu kemenangan bumi yang selalu hijau menabur janji.
Silih berganti menawarkan janji, tidak hanya sejukkan hati, tapi puaskan budi di antara gemerisik daun-daun.
Ilalang dan gandum dibiarkan hijau bersama, dibiarkan saat rindu untuk meraih hidup panjang di bumi yang satu dan sama.
Memikirkan hidup, tidak harus saling menyingkirkan.
Janji hidup dibawa untuk semua penghuni bumi, tak perlu pisah-pisah  warna, rasa dan dari mana.
Bulir-bulir janji pada musim panas  di kota kecil. Sepi sendiri, tak berarti egois.Â
Ia menghembus janji dan bawa harapan untuk siapa saja dan semuanya.
Bulir-bulir janji yang enggan bicara tentang perbedaan kau dan aku.
Ia hanya siap dan menebar janji hidup, Zukunft-masa depan dan satu di tengah keanekaragaman.
Masa depan manusia yang semakin dipengaruhi alam dan lingkungan. Apa rencanamu? Adakah hijaukan bumi menjadi visimu?
Bulir-bulir inspirasi yang telah mengubah rasa hingga karya untuk bumi yang ramah dan sahaja.
Wahai manusia, jangan lupa tuliskan janjimu untuk rawat bumi, hiasi bumi dan hijaukan lingkunganmu.
Bulir-bulir hijau, tak pernah datang sendiri. Ia datang karena kreasi tangan rajin manusia, penghuni bumi dan pencinta alam ini.
Sibukmu, urus rumah tanggamu, tak boleh lupakan taman kecil sebagai bagian dari pekerjaan rumah tangga.Â
Hijaukan taman-taman kecil tanpa perlu janji besar hijaukan satu hamparan.
Bulir-bulir janji tak perlu tunggu nanti. Dari rumahmu akan tumbuh bulir-bulir janji.Â
Titipan pesan kecil dari hamparan ladang gandum di Barat.
Bulir-bulir janji yang terus menepis bilur-bilur ketidakpedulian manusia saat ini, hingga sadar betapa alam dan lingkungan itu berarti bagi hidupku dan bagi yang lain.
Salam berbagi, ino, 9.6.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H