Ketika asyik menikmati tema tentang keburukan teman, kami semua sebetulnya tidak sadar bahwa kami semuanya sudah terbawa arus Toxic people dan gosip kaleng.
Dengan tenang seorang senior mengatakan begini, "Ya, mau bagaimana lagi, itu kan saudara kita."Â Terdengar begitu sederhananya kata-kata itu. Namun, terasa begitu ampuh memecah gelombang riuh tentang kedangkalan konsep kami pada waktu itu.
Semua terdiam, sekejap ruangan makan dirampas keheningan tidak terduga. Terpekur tunduk, malu dan terkejut. Tersadar bahwa dia yang dibicarakan adalah orang yang pernah menjadi bagian dari kehidupan kami masing-masing.
Dia pernah menjadi penolong dalam satu sesi kehidupan kami yang lupa diri itu. Dia adalah saudara yang pernah berjasa dengan caranya, melalui kata-kata sebagai teman, entah kapan dan di mana.Â
"Ya, mau bagaimana lagi, itu kan saudara kita,"Â kata-kata itu, saya ulangi dalam hati di kesunyian ruangan kamar makan waktu itu. Rasa bersalah, maaf bahkan tobat lahir dari kedalaman hati yang sebenarnya baru saja mendarat di tepi yang begitu dangkal tentang siapakah yang lain itu dalam hidup saya.
"Ya, mau bagaimana lagi, itu kan saudara kita"Â kata-kata dari orangtua itu sungguh mengubah visi dan gagasan tentang hidup bersama dengan orang lain di mana saja.Â
Saya percaya, jika semakin banyak orang bisa menyerap betapa berartinya orang lain dalam hidup kita, maka gejala Toxic people dan gosip kaleng itu akan kerdil dan mati.Â
Mungkin kita punya banyak cara untuk mengubah kecenderungan buruk seperti Toxic people dan gosip, akan tetapi, jika kita punya konsep yang baik tentang orang lain, siapapun dia, maka sangat mungkin tidak akan terjebak sampai begitu jauh ke dalam gejala Toxic people dan gosip itu.
Demikian ulasan singkat terkait pertanyaan "was gibt es Neues atau apakah ada sesuatu yang baru?, yang sering menyeret orang pada gejala Toxic people dan gosip.
Dua gejala itu sudah merupakan gejala umum yang seringkali pada tingkat tertentu bisa menjadi begitu nikmat dalam pikiran dan mulut manusia. Nah, tentu kita belum terlambat untuk mengubahnya.Â
Dari pengalaman pribadi, saya berbagi dengan kesadaran akan keterbatasan sudut pandang. Dua sudut pandang tentang cara mengubah Toxic people bukanlah satu-satunya, tetapi lebih merupakan alternatif yang ditawarkan kepada siapa saja. Selamat mencoba.