Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada 5 Cara Mengatasi Virus Buatan Pebisnis Online

25 Mei 2021   16:51 Diperbarui: 25 Mei 2021   17:06 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebenaran dan kepastian tetap lebih mahal daripada sekedar berpikir takut merugi, yang berujung tetap tidak pernah tahu tentang sesuatu yang ada di depan mata.

Perlahan-lahan data-data pribadi, saya berikan melalui fasilitas bisnis online itu. Saya mulai merasakan daya tarik yang begitu kuat agar saya masuk lebih dalam lagi dan memberikan data-data pribadi lebih banyak lagi.

Tentu, ketakutan mulai semakin besar. Pada akhirnya, saya katakan, "minta maaf, data ini saya tidak akan bisa berikan dengan alasan bla..bla.." Sejak waktu itu, setiap hari saya memperoleh telpon dari nomor-nomor baru, seakan-akan mereka semua sudah lama mengenal saya.

Setiap nomor yang masuk, saya screenshot dan saya membuat daftar berdasarkan waktu telpon. Sebulan kemudian, ternyata ada begitu banyak nomor baru yang setiap hari tidak jenuh-jenuh menelepon seperti merayu.

Saya akhirnya, menuntut kembalikan uang simpanan pada rekening online perusahaan mereka. Saya bersyukur sekali bahwa pengembalian itu berjalan dengan baik, tanpa ada potongan.

Saya mulai percaya bahwa bisnis tidak berwajah ini luar biasa, mereka bisa mengembalikan uang. Saya sangat senang sih waktu itu. Namun, setelah itu setiap hari selalu saja ada yang menelepon.

Berulang kali saya menjelaskan tetapi selalu saja ada orang baru yang menelepon dengan berbagai argumen. Ada yang meminta supaya saya menulis email dan lain sebagainya. 

Ada begitu banyak tawaran yang begitu ramah untuk menolong saya supaya bisa terlibat dalam bisnis online di perusahaan mereka. Meskipun demikian, niat saya sudah tidak bisa diubah bahwa saya harus berhenti.

Ya, suara hati saya berkata lain tentang itu semua. Saya percaya pada suara hati. Tidak lama kemudian, saya merasa terganggu, karena kesepakatan dengan pimpinan mereka sudah jelas, tetapi anggotanya masih saja seperti mengejar saya setiap hari.

Coba bayangkan sehari bisa 10 kali menelepon dengan nomor asing yang berbeda. Oleh karena hal itu terasa sudah mengganggu, maka saya berusaha mengatur sistem pada handphone saya agar nomor-nomor itu diblokir secara otomatis.

Sejak saat itulah, saya tidak menerima telpon lagi. Saya cuma tahu laporan dari simbol berapa banyak telepon yang diblokir setiap hari. Sejenak saya merasa aman dan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun