Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ada 5 Cara Mengatasi Virus Buatan Pebisnis Online

25 Mei 2021   16:51 Diperbarui: 25 Mei 2021   17:06 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi untuk pebisnis online. Diambil dari: berempat.com

Pebisnis online punya tuhan sendiri, tuhannya adalah data pribadi, uang dan kebohongan. Tak peduli rasa kasihan dan rasa malu, waspadalah! Jika, ingin menjadi pebisnis online, maka jangan lupa jadilah pebisnis yang tetap punya hati nurani.

Tingkat kepercayaan pada belanja online itu berbeda-beda sesuai pengalaman setiap orang. Sebagian orang yang punya pengalaman positif tentu mengatakan belanja online itu sangat efektif dan menguntungkan.

Meskipun demikian, kita tidak tahu seberapa sering pemesan barang melalui fasilitas online itu kecewa. Tentu kekecewaan mereka karena berbagai alasan, mulai dari jenis dan kualitas barang tidak sesuai dengan yang dipesan atau diharapkan, sampai pada waktu yang tidak sesuai dengan yang tertulis pada dinding program pemesanan online.

Faktor ketelitian dan kedisiplinan telah menjadi  faktor penting dalam dunia belanja-belanja online. Sekalipun ketelitian dan kedisiplinan itu sangat penting untuk memeroleh tingkat kepercayaan, sebagian orang tetap saja tidak meletakkan itu sebagai dasar pertimbangan.

Rupanya masih saja ada  orang yang  menganggap uang masih jauh lebih berarti daripada kepercayaan yang bisa menjadi faktor penentu terkait rezeki. 

Nah, dalam tulisan ini, saya akan mengupas bagaimana pengalaman pribadi mengatasi virus buatan pebisnis online baru-baru ini.

Kronologi kejadian

Beberapa bulan lalu, saya membaca artikel dalam bahasa asing terkait bisnis online yang sangat menggiurkan. Wajah bisnis online itu tercurah secara tuntas dan mendetail dalam pelukisan dari penulis dalam media online asing itu.

Saya larut percaya karena media yang media mempublikasikan berita itupun adalah media yang cukup terkenal. Waktu itu, saya tanpa punya latar belakang pemahaman berbisnis online.

Pikiran konyol waktu itu, ya coba mengikuti petunjuk program sambil belajar. Saya tertarik bukan karena supaya saya memeroleh uang dalam waktu sekejap hingga berkelimpahan, tetapi cuma karena rasa ingin tahu tentang dunia bisnis online itu sendiri.

Pertanyaan yang penting bagi saya adalah seberapa pentingnya kepercayaan dalam bisnis tidak berwajah itu. Tentu, ada keraguan yang sangat besar, namun saya tidak menyesal, jika suatu saat saya memeroleh kepastian terkait keraguan saya.

Kebenaran dan kepastian tetap lebih mahal daripada sekedar berpikir takut merugi, yang berujung tetap tidak pernah tahu tentang sesuatu yang ada di depan mata.

Perlahan-lahan data-data pribadi, saya berikan melalui fasilitas bisnis online itu. Saya mulai merasakan daya tarik yang begitu kuat agar saya masuk lebih dalam lagi dan memberikan data-data pribadi lebih banyak lagi.

Tentu, ketakutan mulai semakin besar. Pada akhirnya, saya katakan, "minta maaf, data ini saya tidak akan bisa berikan dengan alasan bla..bla.." Sejak waktu itu, setiap hari saya memperoleh telpon dari nomor-nomor baru, seakan-akan mereka semua sudah lama mengenal saya.

Setiap nomor yang masuk, saya screenshot dan saya membuat daftar berdasarkan waktu telpon. Sebulan kemudian, ternyata ada begitu banyak nomor baru yang setiap hari tidak jenuh-jenuh menelepon seperti merayu.

Saya akhirnya, menuntut kembalikan uang simpanan pada rekening online perusahaan mereka. Saya bersyukur sekali bahwa pengembalian itu berjalan dengan baik, tanpa ada potongan.

Saya mulai percaya bahwa bisnis tidak berwajah ini luar biasa, mereka bisa mengembalikan uang. Saya sangat senang sih waktu itu. Namun, setelah itu setiap hari selalu saja ada yang menelepon.

Berulang kali saya menjelaskan tetapi selalu saja ada orang baru yang menelepon dengan berbagai argumen. Ada yang meminta supaya saya menulis email dan lain sebagainya. 

Ada begitu banyak tawaran yang begitu ramah untuk menolong saya supaya bisa terlibat dalam bisnis online di perusahaan mereka. Meskipun demikian, niat saya sudah tidak bisa diubah bahwa saya harus berhenti.

Ya, suara hati saya berkata lain tentang itu semua. Saya percaya pada suara hati. Tidak lama kemudian, saya merasa terganggu, karena kesepakatan dengan pimpinan mereka sudah jelas, tetapi anggotanya masih saja seperti mengejar saya setiap hari.

Coba bayangkan sehari bisa 10 kali menelepon dengan nomor asing yang berbeda. Oleh karena hal itu terasa sudah mengganggu, maka saya berusaha mengatur sistem pada handphone saya agar nomor-nomor itu diblokir secara otomatis.

Sejak saat itulah, saya tidak menerima telpon lagi. Saya cuma tahu laporan dari simbol berapa banyak telepon yang diblokir setiap hari. Sejenak saya merasa aman dan tenang.

Dua minggu setelahnya saya melihat hanya pada website pribadi saya suara keheningan.org mulai tampak wajah antivirus yang meminta supaya upgrade. 

Awalnya saya tidak peduli, sehingga saya meng-klik tombol untuk mematikan pesan itu. Namun, tidak lama kemudian, muncul lagi berulang-ulang. Jujur, sungguh terganggu, meskipun belum parah banget.

Pada hari Minggu, 23 Mei 2021 pagi-pagi ketika saya hendak mengedit sebuah artikel, saya tidak bisa melihat lagi semua gambar di website itu. Rupanya ada serangan virus dari orang yang tidak dikenal.

Oleh karena gangguan itu, maka saya mengikuti permintaan mereka. Saya mengklik upgrade dan selanjutnya membeli program itu secara online. Terlihat untuk dua tahun seharga 45 euro. Saya pikir tidak seberapa, asalkan kerja saya lancar dan aman.

Nah, ketika saya mengikuti petunjuk, terasa ada sesuatu yang aneh karena kode konfirmasi pembayaran yang dikirimkan kepada saya untuk dimasukkan ke program pembayaran online ternyata tidak diterima dan itu terjadi beberapa kali.

Saya merasakan kejanggalan, karena biasanya tidak ada persoalan dengan sistem itu. Oleh karena itu, saya memilih cara lain, siap menunggu telpon langsung dari pihak penjual antivirus itu.

Saya betul ditelepon, namun karena sistem pengaman dalam handphone sudah diatur dengan baik, maka yang bisa saya lihat adalah cuma lambaian tangan. Dan ternyata, nomor itu adalah nomor yang pernah saya blokir dalam kaitannya dengan bisnis online sebelumnya.

Saya begitu senang karena tahu bahwa itu adalah penipuan yang menggunakan jasa program pembayaran online Paypal. Kemudian, bagaimana caranya agar komputer dan sistem website tidak terganggu?

Caranya yang saya tempuh adalah menghapus atau desintalieren program antivirus itu. Sejak saat itu, gambar-gambar yang pernah hilang bisa ditampilkan lagi dan semuanya bisa berjalan dengan baik.

Apa yang bisa saya pelajari dari peristiwa itu dan menjadi tips untuk yang lainnya. Ini ada 5 cara mengatasi virus buatan pebisnis online:

1. Orang perlu hati-hati dengan bisnis maya atau bisnis online itu. Kenyataan penipuan online bukan lagi kenyataan kecil, tetapi bisa merupakan tantangan yang sangat besar saat ini.

2. Bagi yang ingin coba, jangan lupa screenshot nomor-nomor yang menghubungi Anda setiap saat. Yakinlah bahwa ada begitu banyak nomor baru yang akan menghubungi Anda setiap hari. Kalau rasa tidak nyaman, sebaiknya jangan mencoba!

3. Bisnis online saat ini rupanya punya jaringan dengan sistem perusak jaringan komputer. Menggandakan antivirus dan program-program yang lainnya, yang semuanya krypto atau palsu. Waspadalah!

4. Jangan mudah membayar langsung dari rekening pribadi, tetapi sebaiknya gunakan kode konfirmasi dari program yang bisa dipercaya, dan sudah dikenal tingkat kredibilitasnya oleh publik.

5. Segera menggantikan password ketika Anda sudah merasakan ketidaknyamanan pada sistem pembayaran Anda.

Bisnis online, belanja online tidak kenal rasa kasihan dan rasa malu

Bisnis tidak berwajah di tengah situasi krisis ini mungkin menjadi tantangan yang tidak mudah, bahkan lebih-lebih ketika terkait bagaimana kualitas kepercayaan pada bisnis online. 

Krisis ekonomi bisa jadi sebab yang menerpa kepercayaan konsumen, bahkan publik. Kepercayaan dan kontinuitas atau keberlanjutan bisnis mungkin tidak dipedulikan lagi, yang penting sekali bermain bisa meraup keuntungan sebesar mungkin.

Perubahan cara pandang itu tidak boleh dianggap sepele pada saat perkembangan teknologi komunikasi semakin membuat manusia tergantung pada sarana teknologi komunikasi itu sendiri. 

Kemerosotan nilai-nilai baik terkait manusia dan kehidupan, umumnya sudah menjadi virus global yang terus menerpa siapa saja dan di mana saja. Egoismus mungkin akan merayakan puncak kemenangannya karena dunia online tidak pernah mengenal perasaan kasihan dan rasa malu.

Ukuran hubungan kita di dunia maya adalah klik bukan klik  di hati karena sependapat atau seperasaan, melainkan karena setuju atas dasar kompromi dengan seseorang yang tidak kita kenal dan tidak berwajah.

Kebebasan pribadi untuk menentukan jawaban "ya" atau "tidak" sama sekali tidak bisa dipersalahkan pada orang lain. Oleh karena itu, kesabaran dan ketelitian mesti menjadi hal yang selalu dimiliki sebelum pengambilan keputusan.

Apa yang paling penting di dunia online?

Dunia online yang mencakup bisnis online, belanja online dan sejenisnya ternyata punya tuhannya sendiri. Yang dicari dan dikejar adalah DATA dan UANG. 

Tentu ada juga sisi positifnya, namun jangan menganggap sepele dengan data pribadi. Dari data pribadi itulah akan berdampak langsung pada uang. Terkadang saya melihat bahwa uang dan data itu menjadi semacam buronan online. 

Pebisnis online tingkat tinggi adalah orang-orang yang begitu haus akan data pribadi dan uang. Mereka rupanya tidak bisa hidup tanpa ada kebohongan dan penipuan dengan menggunakan data-data palsu. 

Tantangan ini bisa dihadapi, jika setiap orang dilengkapi dengan basis kepribadian yang baik. Ya, kejujuran, kepercayaan, menghormati karya orang lain dan nilai-nilai lainnya yang penting untuk kehidupan.

Demikian kisah nyata, pergulatan dan ulasan terkait bisnis dan belanja online yang semakin marak menjamur akhir-akhir ini. Kita punya kebebasan untuk menentukan sendiri, mana yang terbaik dan mana yang dapat dipercaya. 

Signal peringatan dan kewaspadaan agar menjadi lebih bijak dan teliti dalam bergumul dengan dunia bisnis dan belanja online tetap saja merupakan hal yang perlu dan penting. Jika, ingin menjadi pebisnis online, maka jangan lupa jadilah pebisnis yang tetap punya hati nurani.

Salam berbagi, ino, 25.05.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun