Saya begitu terkejut ketika mendengar suara itu. Seketika itu, kebanggaan saya saat itu seperti dicampakkan ke dalam tong sampah atau Moelltonne
Dalam hati saya bertanya, mengapa tidak boleh mengejar uang? Saya kan butuh uang juga. Lalu dari mana sih suara seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan seperti ternyata pertanyaan yang sulit dijawab.
Dalam perjalanan waktu, saya mencoba masuk ke dalam keheningan diri untuk menemukan alasan mengapa saya tidak boleh mengejar uang.
Ada 4 alasan menulis tanpa mengejar uang:
1. Menulis itu adalah seni mengubah dunia pikiran ke dunia baca
Jika menulis untuk mengejar uang, maka akan ada kemungkinan ini ketika menulis lalu tidak mendapatkan uang, yang ada hanya kekecewaan yang menyayat hati. Hal seperti itu sudah pernah saya alami. Bahkan, jangankan soal dapat uang kalau tanpa reaksi pun terasa tulisan itu tidak berarti.
Nah, pengalaman seperti itulah yang mesti saya murnikan. Ya, ini soal motivasi pada fase pemula sedang rajin menulis. Oleh karena pertimbangan itu, maka niat baik teman yang membayar 5 euro satu artikel pun saya hentikan.Â
Sejak waktu itu, saya belajar mengolah emosi dan kematangan motivasi dalam menulis. Saya menulis untuk mengungkapkan apa yang saya pikirkan. Berbagi hal yang baik, yang mungkin bisa membuka cara pandang orang lain.
Bahkan sekedar untuk menjadi arsip dan kenangan pribadi bahwa pada suatu waktu saya pernah berpikir seperti itu. Terkadang sendiri tidak mengerti mengapa pada waktu itu, saya pernah menulis seperti itu.
Menulis lebih baik bagi saya tetap sebagai hobi pribadi tanpa untuk memperoleh apa-apa. Menulis untuk mengubah yang tersembunyi dalam pikiran dan dunia ke dalam kata-kata yang bisa dibaca.
2. Menulis itu mesti bebas tanpa embel-embel kepentingan