Konteks dari ulasan ini berkaitan dengan tema memilih kerja atau liburan dan mudik. Jika orang matang berpikir, lalu mempertimbangankan risiko terkait covid-19 saat ini, maka orang akan mengatakan"ya" untuk kerja daripada liburan dan mudik.
Namun, tentu juga ada alasan-alasan yang sangat mendesak dari sebagian orang yang membuat mereka mengatakan "tidak" untuk kerja, sehingga harus berlibur.Â
Ketika larangan dan pesan tidak ditaati lagi, maka hanya ada di depan mata sebuah risiko dan konsekuensi yang begitu besar. Â Situlah seperti itulah yang sedang dihadapi saat ini di tanah air.
Kerja di rumah pasti memberikan rasa aman. Kerja dengan mengikuti protokol kesehatan, mungkin jauh lebih aman dan sehat, ketika dibandingkan dengan keputusan untuk mudik.
Coba bayangkan kalau terjadi kemacetan berjam-jam di perjalanan, pasti kelaparan. Belum lagi, jika ada hujan dan hal-hal tidak terduga lainnya. Dalam kelelahan perjalanan jauh, lalu terpaksa kontak dengan orang-orang lainnya, yang kemungkinan besar sudah terkena covid.
Ya, kerja itu jauh lebih aman dan sehat, daripada mudik pada saat risiko covid saat tinggi seperti sekarang ini. Beberapa alternatif yang penting dilakukan agar membatasi arus mudik:
1. Jika memungkinkan perlu ada seruan dan ajakan melalui tokoh-tokoh agama di rumah-rumah ibadat.Â
2. Pos penjagaan dan pembatalan keberangkatan mesti lebih diperketat.
Demikian 3 cara dan 2 alternatif pesan untuk hadapi dilema mudik saat covid-19 ini. Cara terbaik untuk selamatkan diri dari covid-19 adalah belajar taat pada pesan-pesan dan larangan yang ada.Â
Yang bisa menyelamatkan diri Anda, adalah inisiatif Anda untuk selamat. Untuk selamat, orang perlu menjadi taat dengan sandi-sandi dan kode, serta rambu-rambu yang ada di depan mata.Â
Salam berbagi, ino, 11.05.2021.