Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Misteri Batu Para Toro di Flores dan 5 Fakta tentang Warna

5 Mei 2021   14:08 Diperbarui: 8 Mei 2021   12:44 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi oleh Ino

Para toro: Sebuah batu alam yang memiliki rona keindahan abstrak, namun nyata, bahkan memberikan makna dan hubungannya dengan dunia seni dan kehidupan manusia.

Batu berwarna sebenarnya punya sejarah sendiri dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.  Bentuk dan warna untuk kebanyakan ilmuwan sebenarnya menyimpan suatu sejarah.

Bukan cuma menyimpan pekerjaan rumah untuk riset tentang bumi dan kandungan alam di dalamnya saja, tetapi batu-batu berwarna sudah punya cerita sendiri dalam dunia seni lukis.

Seniman dan pelukis pasti sangat menghargai keindahan alam seperti itu. Gambar di atas adalah foto asli dari tempat batu berwarna itu ditemukan di Orotonggo, wilayah desa Kerirea, kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, NTT.

Batu berwarna itu disebut dengan nama Para toro. Dalam bahasa daerah Ende, Para berarti cadas, sedangkan toro berarti merah. Jadi, batu Para toro adalah sejenis cadas merah.

Para toro adalah cadas merah yang tidak pernah pudar. Bahkan ada paduan warna putih  dan kekuningan di sekitarnya. Apakah para toro itu adalah endapan dari lelehan magma gunung berapi?

Tentu dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Indikasi bahwa ada hubungan dengan lelehan magma gunung berarti bisa saja benar, karena adanya sumber mata air panas yang tidak jauh dari tempat itu.

Kemudian pada sumber mata air ada juga sebuah gunung yang bernama Watu manu atau batu ayam. Jika batu para toro itu adalah lelehan magma yang sudah mengering ratusan tahun lalu, maka bisa dipastikan bahwa ratusan tahun lalu Watu manu pernah menjadi gunung berapi yang aktif.

Pada sisi yang lain, keindahan Para toro telah membuka kemungkinan hubungan gagasan dengan seni dan dunia kehidupan manusia. Jika dilihat sepintas sebenarnya mirip sebuah karya lukisan. 

Ada 5 fakta antara Para toro dan dunia kehidupan manusia yang juga meninggalkan pesan konkret tentang misteri warna:

1. Melukis abstrak itu bisa terinspirasi dari keindahan alam batu berwarna

Sebenarnya ulasan seperti itu belum ada dalam pikiran saya saat saya menemukan batu itu. Bahkan saya tidak punya rencana apa pun. Satu hal yang pasti bahwa keindahan warna batu itu memancarkan kekayaan misteri tentang energi sebuah warna.

Keunikannya benar-benar telah menggoda sorotan mata dan kamera saya pada waktu liburan bulan Juli 2019 lalu. Tanpa berpikir apa-apa, saya berusaha mengabadikan batu berwarna itu.

Oleh karena hobi memotret, maka saya senang mengambil gambar apa saja, apalagi objek yang bagi saya indah dan unik. Kumpulan foto masa liburan itu bagi saya semakin berarti ketika saya menulis di kompasiana.

Foto-foto yang tidak pernah direncanakan untuk ditulis lebih lanjut, toh akhirnya begitu berarti. Tidak heran, kalau sedikit punya waktu luang, biasanya orang membuka kembali folder foto-foto tentang objek indah dan dari situlah inspirasi dan gagasan itu muncul.

Gagasan tentang melukis kembali batu-batu berwarna sesuai aslinya tentu bukan lagi hal baru untuk seniman seperti Ulrike Arnold. Sejak tahun 1991 ia melukis langsung  batu-batu berwarna sesuai warna aslinya secara langsung.

Pada tahun 1991, ia menghasilkan 15 lukisan tentang bumi termasuk di dalamnya batu-batu berwarna di berbagai wilayah Arizona, Colorado, Utah, New Mexico, As.

Tidak hanya itu, Ulrike Arnold pernah juga melukis Rockart yang panjangnya 6 meter di  Badami, Karnataka India Utara. Bahkan di Eropa dalam suatu proyek yang bernama Mariposa, Tenerife pada tahun 1996, Arnold telah membuat lukisan batu pada suatu galery milik Hans-Juergen Mueller. (bdk. Ulrikearnold.com).

Nah, saya akhirnya menemukan gambar batu berwarna itu. Setelah melalui proses pencarian online, saya menemukan bahwa gambar mirip batu berwarna itu kebanyakan adalah lukisan abstrak.

Dari hasil pencaharian itu, jelas bagi saya bahwa batu berwarna yang ditemukan itu membuka kemungkinan baru untuk berkreasi khususnya dalam seni lukis.

Orang boleh saja mengagumi lukisan-lukisan abstrak, tetapi alam yang sungguh nyata indah seperti lukisan abstrak itu mungkin jauh lebih bernilai. Misalnya, jika ditanya siapa yang melukisnya? Pelukis alam itu bukan pelukis abstrak. Pelukis alam adalah Pencipta bumi dan alam semesta ini.

Dari sinilah, saya menemukan nilai dari batu berwarna itu, yakni bahwa manusia disadarkan tentang nilai dari karya penciptaan alam semesta ini. Tuhan menciptakan keindahan yang luar biasa menjadi inspirasi tidak terhingga bagi manusia.

Masih adakah ruang penghargaan bagi karya-karya penciptaan seperti itu? Masih adakah ruang penghargaan bagi kaum seniman abstrak di Indonesia?

Pesona warna yang terpancar dari batu berwarna itu telah merangsang gagasan hingga menjadi sebuah tulisan, mungkin ini adalah bukti dari betapa unik dan berenergi batu berwarna itu.

2. Aku dan warna (Ich und die Farbe)

Perlahan-lahan saya memahami betapa penting serpihan keindahan yang terbenam di tanah Flores selama ini. Batu berwarna memang menjadi objek keindahan yang ada di Flores.

Batu hijau di pesisir pantai Nangapanda misalnya sudah terdaftar sebagai objek wisata di wilayah Kabupaten Ende, Flores, NTT. Tentu tidak hanya itu, ternyata masih ada beberapa batu warna lainnya yang belum dipublikasikan di wilayah Maumere.

Siapa saja pasti suka ketika melihat hamparan batu berwarna hijau yang bersih dan mengkilat, di pesisir laut dengan dandanan karang yang sesekali diterpa ombak, kemudian kembali hening dan menghilang.

 Tentu bukan saja soal batunya, tetapi lebih dari itu adalah warna dan siapa yang melihatnya. Ada energi yang terpancar hingga mengikat hati siapa saja.

Pada saat itulah, sebenarnya seseorang merasakan kesatuan intim antara "aku dan warna, aku suka yang berwarna, dan warnanya tidak pernah memaksa aku."

Tanpa batu berwarna itu saya tidak pernah terhubung dengan seniman seperti Augusto Giacometti, yang karya-karyanya disimpan di museum seni di Bern. 

Augusto Giacometti (1877-1947) adalah pelopor lukisan abstrak dengan latar belakang abstrak ekspresionisme, ia diakui secara internasional pada tahun 1950.

Hal unik dari pelopor lukisan abstrak itu adalah ketika ditemukan manuskrip ceramah radionya tentang die Farbe und Ich  atau tentang warna dan aku. Pada tahun 1933 dalam perjalanannya ke Torcello, ia mencoba untuk membawa pulang sesuatu  dari suara mozaik kuno.

Teori warna yang dikembangkan memberikan perhatian penting pada suara dan suasana hati yang direkam secara struktural. Niatnya bukan untuk menangkap gambar, tetapi ia ingin melahirkan perasaan dan suasana hatinya. (bdk. www.kunstmuseumbasel.ch).

Dari suasana hati itulah ia melukis dan memberikan warna. Memang tidak mudah bagi orang awam untuk memahami teori warna Augusto Giacometti. Meskipun demikian, bagi saya tetap menjadi hal penting terkait hubungan antara batu berwarna dengan suasana hati.

3. Warna menentukan kehidupan sehari-hari kita

Ada banyak sekali orang yang yang mengatakan seperti ini, "Oh, warna biru itu warna idola saya, atau merah itu warna kesukaan saya," dan lain sebagainya. Masing-masing orang bahkan punya warna kesukaannya sendiri.

Bukan tidak mungkin bahwa orang pernah mengalami kebosanan hanya karena warna yang tidak disukainya. Karena itu, sebenarnya warna juga sangat menentukan mood atau Lust seseorang.

Nah, rupanya konsep tentang keindahan itu sendiri tidak pernah terpisahkan dari warna. Bahkan indah itu tidak berarti satu warna, tapi merupakan suatu perpaduan warna yang kontras.

Dari sudut pandang seperti inilah, sebenarnya bisa dimengerti, mengapa kita perlu menjaga kebhinekaan di Indonesia. Perbedaan yang ada itu bukan cuma soal identitas khas, tetapi juga soal warna yang unik dan menentukan kehidupan sehari-hari.

4. Warna sebagai sarana pendidikan untuk anak-anak

Jika orang pernah melihat ruang kelas anak-anak Paud dan playgroup dan yang setara lainnya, maka di sana akan ditemukan banyak sekali permainan yang berwarna.

Twister tentu adalah nama yang paling populer dalam dunia permainan anak-anak. Dan inti dari permainan itu adalah anak-anak dilatih untuk memiliki keseimbangan dan fleksibilitas. (bdk. https://www.kita.de)

Lebih dari itu, secara psikis anak-anak sudah dilatih dari kecil untuk membedakan satu hal dengan hal yang lainnya. Ya,  tentu suatu pelajaran yang sungguh bernilai untuk menentukan sendiri yang satu sebagai yang berbeda dari yang lainnya. Suatu pelajaran untuk menjadi kritis.

5. Warna sebagai pemberi ketenangan psikis manusia

Batu berwarna yang ditemukan di pedalaman desa Kerirea, kecamatan Nangapanda itulah yang mendatangkan inspirasi, bukan hanya dalam dunia seni untuk para seniman, tetapi juga untuk siapa saja dalam kehidupan sehari-hari dan tentu secara khusus untuk anak-anak.

Nah, berangkat dari kenangan masa kecil, tempat batu berwarna itu sering menjadi tempat mandi dan tempat bermain anak-anak desa. 

Tidak hanya kenyamanan yang bisa dirasakan di sana, tetapi juga ada sukacita yang diperoleh saat tidur-tiduran sambil bermain air di atas batu-batu berwarna itu. 

Saya hanya membayangkan jika tempat itu menjadi objek wisata, maka akan banyak sekali foto dan lukisan, bahkan mungkin kreatifitas lainnya yang muncul dari keindahan batu berwarna itu.

Warna selalu diperhitungkan manusia hampir dalam semua bidang karyanya. Gak percaya? Coba perhatikan tulisan-tulisan di media online, buku, warna rumah, ruangan dan lain sebagainya selalu punya desain warna yang unik dan nyaman.

Sesuatu yang nyata menarik adalah bahwa banyak penulis kompasiana menggunakan warna agar tulisannya menjadi lebih menarik. 

Tentu tidak hanya itu, dunia dan manusia umumnya sangat membutuhkan desain apa saja yang berwarna. Meskipun demikian, hal yang perlu disadari adalah penentuan warna itu lebih berkaitan dengan tujuan untuk menjawab kebutuhan subjektif  manusia atau kepuasan psikis manusia.

Tentu, batu berwarna para toro  itu bukan satu-satunya, tetapi ada banyak sekali batu berwarna di Indonesia yang memiliki nilai dan pesan untuk kehidupan.

Demikian 5 fakta dan pesan yang lahir dari misteri batu berwarna Para toro di Orotonggo, desa Kerirea itu. Sebuah batu alam yang memiliki rona keindahan abstrak, namun nyata, bahkan memberikan makna dan hubungannya dengan dunia seni dan kehidupan sehari-hari manusia. 

Salam berbagi, ino, 5.05.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun