Rahasia hidup sehat itu tidak terlepas dari paradigma tentang hidup sehat yang dimengerti secara baik dan benar.
Hidup sehat itu merupakan harapan semua orang. Tidak heran kalau ucapan-ucapan dalam hari ulang tahun misalnya, ditulis "panjang umur, tetap sehat, atau sukses dan sehat selalu."
Bahkan ada orang yang mengharapkan hidup dengan usia panjang. Harapan hidup sampai pada usia tua pasti tidak dalam arti biar sakit-sakit asal usia panjang.
Usia panjang yang ditemani dengan sakit dan penderitaan, rupanya tidak menjadi idola dari hidup yang diimpikan banyak orang. Sebaliknya usia panjang dengan badan yang sehat merupakan dambaan semua orang.
Nah, kerinduan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum di Indonesia sebetulnya sudah merupakan target pemerintah. Sejak tahun 2016 pemerintah telah mencanangkan  program Indonesia sehat dengan sasaran utama adalah meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat.
Ada tiga pilar utama yang ditekankan dalam program Indonesia sehat, sebagaimana ditulis oleh Dwi Hapsari Tjandrarini, dkk. dalam pengantar dari tulisan tentang "Pencapaian Indonesia sehat melalui pendekatan indeks pembangunan kesehatan masyarkaat dan indeks keluarga sehat", yakni:
1. Penerapan paradigma sehat
2. Penguatan pelayanan kesehatan
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN)
Dari tiga pilar di atas sebetulnya terlihat jelas sekali tujuan dari pemerintah dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang merata di seluruh tanah air ini.
Akan tetapi, kenyataan di masyarakat rupanya masih jauh dari harapan pemerintah. Pertanyaannya, salah siapa? Masyarakat sendiri? Ataukah kurangnya perhatian pemerintah terkait tiga hal di atas?Â
Pemerintah tentu sudah bekerja dengan luar biasa, namun untuk wilayah tertentu di NTT, terasa sekali bahwa penyuluhan kesehatan masih sedikit. Bahkan parahnya lagi masyarakat sendiri tidak peduli dengan pemeriksaan kesehatan mereka sendiri.Â
Karena itu penting dijelaskan lebih mendetail lagi apa sih yang dimaksudkan dengan penerapan paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan juga pelaksanaan jaminan kesehatan nasional, yang benar dibutuhkan oleh masyarkaat pedesaan.
1. Paradigma hidup sehat
Penting dalam ulasan ini adalah apa konsep masyarakat tentang hidup sehat. Apa sih artinya hidup sehat itu?. Nah, kebanyakan masyarakat yang hidup di daerah pedesaan, rupanya mereka terlalu sederhana memahami hidup sehat.
Hidup sehat bagi mereka adalah hidup yang jauh dari sentuhan tangan dokter, perawat atau bahkan dengan rumah sakit. Artinya, jika orang tidak pernah ke rumah sakit, atau berkonsultasi dengan dokter, maka orang itu adalah orang sehat.
Ya, sehat dimengerti sebagai tidak sakit dan tidak pernah ke rumah sakit. Inilah paradigma hidup sehat yang sungguh-sungguh keliru. Tidak hanya itu, kehadiran apotek di desa dan di kecamatan bagi mereka adalah jaminan kesehatan yang langsung bisa terpenuhi menurut selera mereka sendiri.
Masyarakat pedesaan belum punya pikiran yang benar dan baik tentang keuntungan dari pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi tentang kesehatan mereka dengan dokter.Â
Mengapa hal seperti terjadi? Inilah perbedaannya, ketakutan masyarakat ke dokter itu karena berkaitan dengan sejarah masa lalu bahwa ke dokter mesti punya uang setumpuk dulu.
Mahalnya biaya pemeriksaan dokter dulu itu telah menjadi sejarah tidak enak untuk masyarakat pedesaan, meskipun saat ini semua sudah berubah total.
Paradigma tentang hidup sehat masyarakat pedesaan saat ini mesti dibalik. Hidup sehat artinya hidup dalam keadaan sadar yang benar dibuktikan secara medis bahwa seseorang itu sehat.
Karena itu, pemeriksaan rutin dan berkala mestinya tumbuh dari kesadaran masyarakat sendiri. Apalagi saat ini ada jaminan kesehatan. Kartu Indonesia sehat mestinya bisa untuk memudahkan masyarakat desa memperoleh pelayanan kesehatan secara lebih baik.
Pembalikan paradigma masyarakat ini sangat penting dipikirkan karena tanpa pengetahuan dan wawasan yang benar tentang hidup sehat, maka target Indonesia sehat, tidak akan mungkin dengan mudah dicapai secara menyeluruh sampai ke pelosok tanah air.
Karena itu, fungsi penyuluhan kesehatan mestinya harus jalan bareng dengan program peningkatan kesehatan masyarakat.
2. Penguatan pelayanan kesehatan
Pemahaman yang penting terkait penguatan pelayanan kesehatan mestinya tidak lepas dari jumlah tenaga medis yang tersebar secara merata sampai ke seluruh wilayah pedesaan.Â
Meskipun demikian, penguatan kesehatan itu tidak hanya semata soal jumlah tenaga medis, tetapi lebih dari itu dibutuhkan oleh masyarakat adalah kualitas dan kesetian mereka untuk melayani masyarakat.
Dokter siapa sih yang mau ditugaskan di desa-desa? Lagi-lagi kalau kita terus terang sebenarnya banyak sekali dokter itu adalah pendatang atau orang dari kota lain, atau provinsi lain.Â
Pertanyaannya mungkinkah orang-orang dari desa itu menjadi dokter? Tentu tidak mudah dijawab, karena menjadi seorang dokter itu bukan hal mudah. Hal yang paling seram adalah soal biaya pendidikan seorang dokter.Â
Mungkin juga bisa menjadi alternatif terobosan, seandainya ada program pemerintah yang memberikan peluang bagi anak-anak dari desa yang memiliki kemampuan, tetapi tidak disokong dengan biaya yang cukup.Â
Apakah mungkin program Indonesia sehat sampai pada konsep tentang pendidikan kedokteran yang diprioritaskan juga untuk  penguatan tenaga pelayan kesehatan di desa-desa?
Pengalaman membuktikan bahwa sulit sekali dokter-dokter yang berada di wilayah kecamatan dan kota itu bisa pergi sampai ke desa-desa untuk penyuluhan dan pengobatan dan lain sebagainya untuk tujuan peningkatan kesehatan masyarakat, maupun untuk penyuluhan kesehatan.
Nah, jika realitas seperti itu, siapa lagi kalau bukan anak-anak dari desa? Bisa saja ada alternatif lain, seperti ada tunjangan tambahan bagi tenaga-tenaga medis yang bersedia pergi sampai ke desa-desa untuk tujuan Indonesia sehat. Adakah hal seperti itu?Â
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional
Harus diakui bahwa program terkait jaminan kesehatan nasional sudah merata di seluruh tanah air. Bahkan masyarakat desa sendiri punya jenis jaminan seperti kartu Indonesia sehat (KIS).Â
Patut berbangga bahwa rencana dan program pemerintah terkait jaminan kesehatan masyarakat (JKN) dilaksanakan atas dasar pengaturan Undang-Undang  Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial nasional (SJSN) dengan tujuan untuk memenuhi dasar kesehatan  masyarakat yang layak yang diberikan kepada masyarakat yang telah menunaikan kewajiban mereka atau yang dibayar oleh pemerintah. (Bdk. jkn.kemkes.go.id)
Apa kendala di masyarakat?
Perencanaan dan pelaksanaan program Indonesia sehat mestinya berdampak bagus sekali untuk kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Namun, kendala yang perlu dikaji dan ditangani lagi adalah berkaitan dengan paradigma dan kesadaran masyarakat.
Semua rencana dan program boleh bagus, namun ketika masyarakat sendiri tidak punya kesadaran atau bahkan konsep mereka keliru tentang hidup sehat, maka pemerataan kesehatan untuk masyarakat tetap akan menjadi hal yang memprihatinkan.
Tantangan pemerintah saat ini tentunya adalah perhatian pada pilar pertama terkait paradigma hidup sehat yang perlu dilaksanakan secara merata. Sebagai pribadi saya telah mencoba menjelaskan kepada masyarakat beberapa rahasia hidup sehat seperti ini:
1. Rahasia hidup sehat tergantung pada kebiasaan hidup sehari-hari, jika sehari-hari Anda punya kebiasaan hidup sehat, maka pasti sehat.
2. Rahasia hidup sehat berkaitan dengan makanan dan minuman. Masyarakat harus tahu dan yakin bahwa mereka mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, air bersih dan lain sebagainya.
3. Orang yang paling tahu tentang rahasia hidup sehat adalah dokter bukan orang biasa atau masyarakat biasa. Karena itu, perlu ada kesadaran dari masing-masing orang untuk secara rutin dan teratur berkonsultasi dengan dokter, bahkan perlu adakan pemeriksaan kesehatan.Â
4. Masyarakat perlu menggunakan fungsi kartu Indonesia sehat (KIS) untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Mengapa takut? Kis adalah bentuk kepedulian pemerintah pada masyarakat, maka gunakanlah KIS untuk kesehatan Anda, dan jangan gunakan KIS hanya pada saat sudah benar-benar sakit tidak berdaya.
Masyarakat pedesaan memang perlu dibekali dengan wawasan tentang hidup sehat. Saya masih ingat suatu waktu saya bertanya kepada beberapa orang yang saya kenal seperti ini: Seberapa sering setelah bekeja berat berminggu-minggu Anda melepaskan lelah sekedar santai di pantai, ya suatu acara rekreasi bersama?
Jawabannya, hal seperti itu sama sekali tidak ada. Saya mengatakan kepadanya, "rekreasi seperti merebahkan badan di pantai, sambil menikmati ikan bakar bersama keluarga, mandi air laut, bermain bola di pesisir pantai itu bukan milik para pegawai. Orang biasa, para petani pun bisa melakukan itu.
Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan kiriman foto acara rekreasi orang desa di pesisir pantai. Apa kata mereka, "Oh indah dan sehat hidup ini, ketika sungguh-sungguh lepas dari beban kerja. Di pantai kami bisa tertawa sepuas-puasnya, pokoknya di sana kami melupakan kesusahan."
Ini cuma contoh kecil bagaimana mengubah wawasan masyarakat desa yang selalu lupa atau bahkan menganggap kesehatan itu tidak penting, bahkan baru dianggap penting saat benar-benar sakit tidak berdaya.
Hidup sehat itu bukan hanya kerja, makan dan istirahat yang teratur, tetapi juga perlu ada rekreasi, meditasi, olahraga dan refleksi.Â
Demikian beberapa ulasan yang berkaitan dengan 4 rahasia hidup sehat secara khusus untuk masyarakat pedesaan. Paradigma hidup sehat dalam hal-hal tertentu, perlu dibalik dari konsep dan gagasan yang kaku dan keliru, khususnya di kalangan masyarakat pedesaan.Â
Jika wawasan dan paradigma hidup sehat itu dimengerti dengan baik, maka kecenderungan hidup sehat akan semakin mudah dicapai. Keterlibatan semua pihak untuk mendukung program Indonesia sehat tentu sangat dibutuhkan.
Salam berbagi, ino, 4.05.2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H