Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

4 Solusi Alternatif Merawat dan Menyembuhkan Wajah Bumi

24 April 2021   19:33 Diperbarui: 25 April 2021   10:03 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, petani-petani desa memang tidak punya wawasan yang cukup terkait fungsi dari alang-alang itu, selain mereka ingat akan masa lalu yang jauh dari kemodernan itu, seluruh atap rumah mereka pakai alang-alang.

Padahal fungsi alang-alang itu luar biasa sebagai penahan erosi. Punahnya alang-alang, sama dengan petani itu sendiri membukakan pintu untuk bencana banjir, erosi dan lain sebagainya. Memang banjir dan erosi tidak hanya disebabkan semata-mata oleh karena punahnya tumbuhan alang-alang yang bisa hidup di mana saja. 

Fokus perhatian saya dalam pembahasan ini adalah budidaya alang-alang sebagai tumbuhan alternatif yang bisa mengubah kembali wajah bumi.

2. Bumi kita punya badan yang penuh luka

Bumi dengan badan penuh luka itu saya sadari ketika saya melihat sendiri bagaimana cara pengusaha menambang pasir sungai di Pisombopo, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, Flores, NTT.

Sudah hampir tujuh tahun pengusaha tambang pasir itu masih terus menggali pasir-pasir di tengah-tengah sungai hingga mencapai kedalaman lebih dari 10 meter dan sudah melebarkan sungai.

Bertahun-tahun pasir itu ditambang, namun pengusaha tanpa punya rasa bersalah, padahal dampak dari penggalian itu sudah terlihat jelas melalui peresapan air. Peresapan air itu sendiri telah mengakibatkan mengeringnya tumbuhan kelapa puluhan hektar di bagian bawahnya. 

Ini cuma salah satu contoh dari sekian banyak tambang yang ada di Flores atau di mana saja. Nah, inilah dilema bangsa kita. Pada satu sisi, kita ingin agar memiliki hidup yang lebih maju, lalu membuka kesempatan bagi investor asing untuk bergerak dalam banyak bidang, termasuk tambang pasir misalnya.

Namun, pada sisi yang lain, kita tidak kritis, kebanyakan usaha tambang itu menguntungkan pihak-pihak tertentu saja. Tentu, pihak pemilik modal, pihak yang punya kuasa memberikan perizinan, pihak yang punya tanah. 

Padahal dampak dari tindakan beberapa pihak ini dirasakan oleh begitu banyak orang. Nah, bagaimana kebijakan pemerintah terkait hal ini. Saya pikir kalau toh kebanyakan tambang pasir itu merugikan banyak orang dan merusakkan alam dan lingkungan, mengapa diberikan perizinan?

Pemerintah mestinya memiliki program yang mengobati wajah dan tubuh bumi yang luka atau lebih baik memberikan vitamin kesehatan dan kehidupan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun