Saya melihat positif kreativitas guru-guru di desa. Pengalaman pribadi membuktikan juga bahwa cerita pengalaman seorang guru ketika SD dulu telah memotivasi saya pada waktu itu, apa jadinya kalau saya juga punya kebun kemiri seperti guru saya. Berapa tahun yang akan datang saya bisa membiayai sendiri pendidikan. Pada usia SD saya akhirnya bisa juga menanam kopi dan kemiri, itu semua gara-gara guru SD waktu itu.
Bagi saya pengalaman dan kreativitas guru SD di desa bisa mengajarkan anak didiknya untuk kreatif dan mandiri, bahkan bisa bermimpi. Saya juga pernah seperti itu, sekolah di kota, tetapi punya sebidang lahan kecil kebun kopi di desa. Kenangan memanjat pohon kopi di masa SD seakan cuma mainan anak-anak yang diceritakan guru-guru SD tanpa melihat itu lebih jauh sebagai suatu metode pendidikan.
Saya kaget, ketika di Jerman, suatu waktu saya membaca tulisan tentang bagaimana orang Irlandia mendidik anak-anak mereka. Ternyata memanjat pohon itu adalah metode yang bagus agar anak dilatih untuk berpikir bagaimana bisa naik ke atas, bagaimana bisa memegang dengan kuat agar aman dan tidak jatuh, bagaimana cara mengambil langkah, bagaimana pindah tumpuan, bagaimana cara melihat saat di ketinggian, bagaimana bisa turun dari ketinggian. Ya, guru di desa itu sungguh beruntung. Mereka bisa menemukan metode baru yang bisa menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai yang baik dan positif untuk kehidupan.
4. Memiliki peran ganda di masyarakat
Cukup sering guru-guru di desa memperoleh kepercayaan lebih dari masyarakat. Entahlah karena faktor pendidikan, komunikasi dan lain sebagainya, tapi kenyataan menunjukkan bahwa guru bisa merangkap urusan lain di luar jam pelajaran resmi di sekolah. Guru di desa bisa menjadi pemimpin koor, bisa menjadi ketua lingkungan, ketua arisan, ketua grup olahraga dan lain sebagainya. Guru di desa sungguh beruntung.
5. Sumbangan kesejahteraan guru mungkin lebih besar
Eristo Subyandono (24/11/2020) dalam tulisannya tentang "Potret guru yang mengabdi di sekolah-sekolah terpencil yang jauh dari kota" meyakini bahwa "kini peningkatan kesejahteraan guru dan sarana pendidikan sedikit demi sedikit terus ditingkatkan pemerintah agar kualitas pendidikan menjadi lebih baik." (Kompaspedia,kompas.id) Tentu, harapan peningkatan kesejahteraan guru di desa terpencil itu bukan semata-mata untuj mengurangi kerja samping guru, tetapi untuk peningkatan mutu pendidikan. kenyataan menunjukkan juga bahwa guru-guru di desa selalu melakukan kelas belajar ekstra pada sore, bahkan hal seperti tidak dibayar ekstra.Â
Pendampingan ekstra guru-guru di desa tidak boleh dianggap sebagai kerja samping, tetapi guru-guru itu melakukannya atas dasar kepedulian mereka tentang betapa pentingnya pendampingan bagi anak didik untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik. Kreativitas guru-guru di desa harus juga mendapat apresiasi.Â
Memang terkait guru kreatif itu belum bisa menjadi kenyataan umum, tetapi bahwa kenyataan itu ada sekurang-kurangnya di desa saya. Oleh karena itu, kenyataan kecil apa pun tentang kreativitas guru tetap menjadi sorotan yang penting kapan pun. Guru yang kreatif tidak akan melihat kerja samping sebagai yang lebih utama, tetapi ia dengan bijak menata tugas utama dan kerja samping secara baik dan bijak. Pengaturan bisa dilakukan melalui skala prioritas yang diatur dengan hatinya yang peduli pada pendidikan anak bangsa ini sebagai yang paling penting dari tugasnya sebagai guru. Â
Demikian beberapa ulasan singkat tentang guru-guru di desa yang kreatif, tanpa mengabaikan kerja utama mereka sebagai guru. Benarkan guru-guru di desa itu paling beruntung? Jawabannya, tergantung dari guru itu sendiri. Guru yang kreatif tentu adalah guru yang beruntung. Guru yang paling beruntung adalah guru-guru yang menemukan metode-metode belajar dari kerja samping mereka. Nah, terkait metode belajar yang dipelajari dari alam kehidupan para petani seperti memanjat pohon sebagai metode untuk belajar tentang kemandirian berpikir dan mengambil keputusan sendiri. Saya bangga dengan guru-guru di desa yang kreatif dan bijak dengan prioritas peningkatan mutu pendidikan anak bangsa Indonesia.
Salam berbagi, ino. 10.04.2021.