Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mungkinkah 3 Ritus Penting pada Tri Hari Suci Diabaikan?

1 April 2021   14:32 Diperbarui: 2 April 2021   11:13 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiadaan Ritus bukan berarti Ketiadaan pesan. Pesan dari tiadanya Ritus pembasuhan kaki tetap sama yakni bahwa Yesus memberikan diri-Nya secara total. 

Tentu pesan seperti ini bisa dilihat secara berbeda dengan rumusan yang berbeda pula, kalau dikaitkan dengan konteks kehidupan yang lebih aktual seperti saat ini, situasi pandemi.  Solidaritas dalam rupa penyerahan diri yang total itu, tentu lahir dari hati yang hening. 

Momen penting pada Kamis Putih ini berkaitan erat dengan hari perjamuan akhir yang diadakan Yesus bersama para murid-Nya, yang diwariskan hingga sekarang melalui kata-kata ini: "Lakukan ini untuk mengenangkan daku." 

Menariknya bahwa biasanya pada hari Kamis Putih, ada suatu perjamuan makan bersama, yang disiapkan makanan yang khusus dan pasti enak di komunitas. 

Namun, pertemuan bersama kami akhirnya menjadi sedikit berbeda karena tekanan refleksi solidaritas dengan umat manusia yang tidak punya makanan, tidak punya rumah, bahkan tidak bisa berkumpul bersama keluarga karena harus isolasi mandiri, ya bahkan bisa saja tanpa makanan yang cukup. 

Ritus dan kebiasaan kami ubah dengan aksen pesan solidaritas nyata. Kami memberikan aksi solidaritas secara konkret berupa uang untuk disumbangan kepada para pengungsi, dan orang lain yang tidak punya cukup makanan dan hidup dari meminta-minta. Aksi seperti itu, bahkan dilakukan secara teratur kepada orang-orang susah di Kamerun.

Solidaritas adalah pesan kunci yang kami refleksikan pada momen perjamuan persaudaraan Yesus dan murid-murid-Nya pada hari ini. Dari sisi ini, sebenarnya situasi Covid-19 telah juga membuka mata kami untuk melihat dunia dan kehidupan dunia ini secara baru, di mana solidaritas universal memang sangat dibutuhkan dan begitu penting saat ini. 

Setiap hari selalu saja ada orang yang kehilangan pekerjaan datang meminta ukuran tangan solidaritas. Ya, sukacita perjamuan mesti juga bisa diarahkan kepada "orang lain" yakni,  mereka yang lapar, sakit, stress, dan lain sebagainya. 

2. Desain Acara Jumat Agung tanpa Cium Salib

Ritus-Ritus khusus yang biasa dilakukan dipertimbangan lagi pelaksanaannya, karena ada hal-hal lain atau tuntutan Protokoll kesehatan banyak orang. Kesehatan, keselamatan orang lain dan kebanyakan tetap merupakan pesan penting dari hari Jumat Agung. 

Solidaritas terhadap kehidupan dan situasi dunia menjadi lebih konkret dan menyentuh. Semalam saya menyaksikan warta berita tentang aksi kekerasan yang terjadi di Amerika kepada orang-orang Asia. Bahkan teman saya sempat berpesan seperti ini, "kamu harus hati-hati di jalan" Mengapa? Di Jerman juga masih banyak sekali orang Amerika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun