Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Belajar Filsafat di Flores, Bertugas sebagai Formator Calon Magister Teologi di Jerman

26 Maret 2021   17:53 Diperbarui: 27 Maret 2021   09:04 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan berkala dengan pimpinan terasa selalu meninggalkan kesan beda dengan formator sebelumnya. Meskipun kesan seperti itu baru saya tau jauh setelahnya. Memang tidak penting juga sih, karena saya tidak mencari kesan mereka, tapi bagaimana saya bisa beradaptasi dengan konteks "salah Profesi" itu sendiri. 

Setiap pertemuan selesai, saya membagikan laporan tugas saya kepada semua peserta rapat yang hadir. Tujuan saya sederhana saja sih, biar mereka juga ikut simpan datanya, dan mengetahui perkembangan proses formasi itu. Ya, biar tidak cemas sih. 

Hal yang menarik adalah apa kata mereka setelahnya? 

Saya masih ingat dalam suatu pertemuan evaluasi bersama akhir tahun, beberapa teman protes karena mereka merasa proses formasi tidak berjalan. 

Dan dalam suatu surat rekomendasi ada formulasi dengan menggunakan kata ini"unverantwortlich"atau tidak bertanggung jawab. pedas bukan? Hasil rekomendasi pertemuan diberikan kepada saya, supaya saya tanda tangan. 

Ketika saya membaca isi surat itu, saya lalu mengatakan kepada beberapa teman yang sama sekali tidak di dalam proses formasi itu, "maaf kata itu "unverantwortlich"sangat tidak pantas dan saya harus katakan segera mengggantikan formulasi itu. Saya tidak akan membubuhkan tanda tangan, jika formulasi itu tidak diubah. 

Seru bukan? Suasana memanas, karena baru pertama saya belajar membantah tudingan teman-teman. Enak juga sih berantem dengan bule. Apalagi kalau bisa mengoreksi mereka. 

Ya, ada kepuasan sendiri juga. Keduanya datang ke kamar saya, meminta tanda tangan, tetapi saya menolak, sampai kata "unverantwortlich"itu diganti. 

Keduanya kembali dengan kesal, setelah saya menunjukkan semua bukti program dan bahan-bahan formasi yang telah berlangsung. Gimana tidak bertanggung jawab, kalau data dan laporan lengkap, sesuai buku pedoman lho. Kalau semau gue, ya silahkan bilang apa saja. 

Nah, kata tidak bertanggung jawab ini, sebenarnya untuk siapa ya? Ya, benar "salah Profesi" tapi tidak boleh salah tafsir tentang mekanisme kerja yang jelas sesuai pedoman yang berlaku. 

Boleh "salah Profesi" tapi harus diuji dulu bagaimana pengalaman konkret ketika dalam situasi "salah Profesi" itu. Bisa jadi juga sih, keahlian dan profesionalitas itu tumbuh ketika orang membuka diri untuk belajar beradaptasi dengan situasi dan tantangan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun