Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Apakah "Jam Terbang Tinggi" Itu Berarti Overthinking?

21 Maret 2021   19:22 Diperbarui: 22 Maret 2021   00:58 20508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentu setiap orang punya pengalaman berbeda bagaimana berusaha agar dalam kesibukan berpikir dan melakukan tugas, atau harus berhadapan dengan persoalan kerja dan lain sebagainya kondisi badan tetap menjadi stabil atau tanpa terbawa hingga pada overthinking. Saya percaya sih, overthinking tidak akan terjadi pada orang yang selalu bisa hening dalam kesibukannya yang bisa saja dinamakan punya "jam terbang tinggi."

Saya menemukan jawaban mengapa Kompasiana beberapa waktu menyodorkan teman pilihan tentang hening. Keheningan tentu berkaitan erat dengan kehidupan dan kesibukan manusia. Manusia tidak bisa sepanjang waktu tanpa berhenti untuk hening. 

Tidak jarang, saya mendengar kata-kata dari teman-teman kerja saya seperti, Oh ich habe keine Kraft mehr atau oh saya sudah tidak punya kekuatan lagi. Pada saat-saat seperti itulah, orang harus bisa bersahabat dengan sang guru keheningan alam yang pada akhirnya membawa orang kembali masuk ke dalam diri dan menemukan kedamaian batin dan energi untuk meneruskan aktivitasnya.

c. Setiap orang sibuk bagaimana pun perlu membiasakan diri untuk senam untuk melenturkan badan atau hal lainnya yang berkaitan dengan tubuh.

Tentu poin ini berdasarkan pengalaman pribadi saya. Sejak 27 Januari 2021, saya menulis setiap hari minimal satu artikel, bahkan cukup stabil dan banyak karena saya punya standar sendiri misalnya menulis sampai 700-1000 karakter. 

Tentu melelahkan atau bisa juga menjadi overthinking. Tapi nyatanya sampai saat ini, biasa saja, malah saya merasa sukacita yang lebih besar lagi. Mengapa seperti itu? Tentu senam atau olahraga fisik selalu saja penting. Contoh konkretnya, saya seminggu kurang lebih 3 kali senam selama 20 menit. Benar deh, badan terasa lebih fit dan energik. 

Sesuatu kebiasaan baru yang belum pernah saya alami sebelumnya, akan tetapi, saya tidak pernah merasa bahwa seperti overthinking. Bisa jadi karena soal perspektif, saya justru berpandangan bahwa menulis itu sehat lho. 

Keyakinan bahwa menulis itu sehat karena, saya menulis tentang hal yang baik dari kekayaan batin, refleksi pribadi saya. Tentu berbeda ketika, orang menulis untuk hal-hal yang bukan kebaikan, yakin deh, energi akan terkuras banget. Bahkan bisa saja, orang mudah terjerat dalam gejala overthinking. Karena itu, prinsip saya adalah saya menulis untuk berbagi dan memberi inspirasi kepada siapa saja tanpa ada paksaan. Ya, suatu tawaran gratis saja. 

Jadi, sebenarnya untuk orang yang punya "jam terbang tinggi" mungkin baik kalau diimbangi dengan saat olahraga atau senam fisik. Jam terbang tinggi, tidak hanya membawa orang kepada overthinking kalau orang imbangi dengan kebiasaan baik, positif dan sehat. 

Demikian beberapa catatan, ulasan dan pengalaman yang bisa saya bagikan terkait tema overthinking. Orang yang punya "jam terbang tinggi", tidak otomatis adalah orang yang overthinking, tetapi bisa juga akan menjadi overthinking, jika tanpa kebiasaan seperti tertawa yang cukup, hening dan olahraga yang teratur. Artinya, tertawa, hening dan olahraga adalah sahabat kental dari orang yang punya "jam terbang tinggi", sehingga tidak terperangkap dalam gejala overthinking.

Salam berbagi, ino, 21.03.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun