6. Apakah Komodo bisa hidup di laut juga?
Komodo Varanus umumnya hidup di darat, kadang di dalam gua yang digalinya sendiri. Akan tetapi, Komodo bisa berenang dan menyelam di lautan. Apalagi kalau ada mangsa yang memang diincarnya. Seorang teman dari Paraguay spontan histeris, " oh mama mia gefährlich." atau mama berbahaya. Kami semua akhirnya tertawa meledak satu ruangan.Â
7. Apalagi keunikan lainnya?
Satu keunikan lainnya adalah Komo memiliki lidah yang bercabang dua (verzweigte Zunge). Tampaknya Komo varanus menggunakan lidahnya sebagai alat untuk mendeteksi objek atau mangsa. Rasanya ngeri juga sih kalau berdiri beberapa meter dari Komodo dan melihat bagaimana Komodo mengeluarkan lidahnya.
Kebetulan sekali waktu, saya membawa suatu ukiran Komodo yang berwarna hitam, yang pernah saya beli di Pulau Komodo sewaktu kunjungan di sana. Komodo ukiran itu, dilihat satu per satu oleh semua peserta khusus sebanyak 17 orang dari berbeda negara. Setelah itu, teman-teman selalu saja spontan menyebut kata Komodo varan.Â
Ada satu hal yang bagi saya kurang tepat dalam tulisan www.bing.com itu adalah kalimata ini: Â Die Riesenechsen .....manchmal auch als Komododrachen bezeichnet"Kadal raksasa itu...terkadang disebut sebagai komodo." sebagai orang Indonesia, saya tidak terlalu setuju dengan kata "terkadang" karena hewan raksasa itu memang benar Komodo.Â
Diksi kata "terkadang" bagi saya membiaskan informasi seakan belum ada kepastian tentang nama dan jenis hewan raksasa itu. Sedangkan informasi lainnya, bagi saya sangat bagus sebagai informasi data dalam konteks memperkenalkan Komodo dan secara khusus Taman Nasional Komodo. Jadi, bukan terkadang (manchmal), tetapi  pasti (sicher).
3. Lingkunganalam yang indah
Sempat sih diakhiri dari kursus bahasa itu, saya melukis tentang keindahan alam di sekitar Komodo dengan tambahan ide abstrakt seorang pria yang sedang mendayung perahu ke arah Timur.
Lukisan itu hanya untuk menggambarkan optimisme pribadi saya bahwa Komodo akan menarik banyak orang datang ke Indonesia. Lukisan itu saya hadiahkan untuk Frau Kams, seorang guru bahasa Jerman di Klausenhof. Ia begitu bangga dengan Lukisan itu, sampai-sampai menggantungkan Lukisan alam, di mana Komodo itu hidup di ruang guru.
Menariknya bahwa guru-guru lain pun menjadi penasaran dan selanjutnya Frau Kamps menjelaskan hasil presentasi kami dan tentang Lukisan alam Komodo itu hidup.