Sekali lagi nilai kerja dalam tim dan grup itu, sebenarnya bukan soal pertama-tama untuk memperoleh seminggu 6 gram, tetapi anak-anak itu perlu dibimbing kepada gagasan hidup solidaritas yang membangun kehidupan mereka sendiri.Â
Coba bayangkan betapa kayanya anak-anak itu. Seminggu semestinya mereka per orang bisa memperoleh Rp. 4.836,00 juta kalau dikalikan dengan harga per gram sekarang 800 sekian ribu rupiah.Â
Penghasilan sebulan untuk anak-anak Sekolah Dasar itu semestinya sebulan bisa mencapai: Rp. 19.344, juta sekian. Maaf saya tidak bermaksud memaksa anak-anak usia kerja itu bekerja mencari uang, tetapi hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka bahwa setelah selesai sekolah, mereka mendulang emas dua sampai tiga jam.Â
Kalau saya ingat tentang pengalaman itu, saya akhirnya bertanya, bagaimana saya bisa membantu mereka? Andaikan saya suatu waktu bertugas di sana, maka saya punya niat untuk melakukan hal sederhana seperti grup pendulang emas dan mungkin saja bisa mendirikan koperasi pendulang emas di pedalaman Papua. Tentu tidak semudah yang dibicarakan, namun saya percaya ketika niat baik disertai dengan kehadiran dan motivasi yang intensif itu ada, maka akan selalu efektif untuk mengubah mentalitas.Â
Ya, saya akhirnya tetap mengenang cerita anak-anak Papua, mereka pulang sekolah, lalu pergi ke kali dengan menjunjung kuali untuk mendulang emas. Tiga gram emas yang pernah saya dapatkan itu, tetap saya simpan sampai sekarang, ya hanya untuk kenangan bahwa saya pernah mendulang emas bersama anak-anak Papua di Kiruru dan Paparao Papua Barat.Â
Sebuah kenangan yang bisa saya tulis di Kompasiana dengan harapan agar gagasan yang tercecer di hutan ketika itu, berubah menjadi nyata untuk anak-anak Papua di sana. Anak-anak Papua membutuhkan pendampingan, perhatian dan solidaritas dari anak-anak negeri ini. Alangkah bahagianya saya, jika dari coretan kecil ini, akhirnya bisa menggerakkan hati anak bangsa ini untuk mulai melakukan sesuatu bagi anak-anak di pedalaman Papua.
Aku Cinta Papua, aku cinta Indonesia.
Salam berbagi.
Ino, 19.03.2021.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H