Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana Anak-anak Papua Mendulang Emas?

19 Maret 2021   00:39 Diperbarui: 19 Maret 2021   02:30 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekali lagi nilai kerja dalam tim dan grup itu, sebenarnya bukan soal pertama-tama untuk memperoleh seminggu 6 gram, tetapi anak-anak itu perlu dibimbing kepada gagasan hidup solidaritas yang membangun kehidupan mereka sendiri. 

Coba bayangkan betapa kayanya anak-anak itu. Seminggu semestinya mereka per orang bisa memperoleh Rp. 4.836,00 juta kalau dikalikan dengan harga per gram sekarang 800 sekian ribu rupiah. 

Penghasilan sebulan untuk anak-anak Sekolah Dasar itu semestinya sebulan bisa mencapai: Rp. 19.344, juta sekian. Maaf saya tidak bermaksud memaksa anak-anak usia kerja itu bekerja mencari uang, tetapi hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka bahwa setelah selesai sekolah, mereka mendulang emas dua sampai tiga jam. 

Kalau saya ingat tentang pengalaman itu, saya akhirnya bertanya, bagaimana saya bisa membantu mereka? Andaikan saya suatu waktu bertugas di sana, maka saya punya niat untuk melakukan hal sederhana seperti grup pendulang emas dan mungkin saja bisa mendirikan koperasi pendulang emas di pedalaman Papua. Tentu tidak semudah yang dibicarakan, namun saya percaya ketika niat baik disertai dengan kehadiran dan motivasi yang intensif itu ada, maka akan selalu efektif untuk mengubah mentalitas. 

Ya, saya akhirnya tetap mengenang cerita anak-anak Papua, mereka pulang sekolah, lalu pergi ke kali dengan menjunjung kuali untuk mendulang emas. Tiga gram emas yang pernah saya dapatkan itu, tetap saya simpan sampai sekarang, ya hanya untuk kenangan bahwa saya pernah mendulang emas bersama anak-anak Papua di Kiruru dan Paparao Papua Barat. 

Sebuah kenangan yang bisa saya tulis di Kompasiana dengan harapan agar gagasan yang tercecer di hutan ketika itu, berubah menjadi nyata untuk anak-anak Papua di sana. Anak-anak Papua membutuhkan pendampingan, perhatian dan solidaritas dari anak-anak negeri ini. Alangkah bahagianya saya, jika dari coretan kecil ini, akhirnya bisa menggerakkan hati anak bangsa ini untuk mulai melakukan sesuatu bagi anak-anak di pedalaman Papua.

Aku Cinta Papua, aku cinta Indonesia.

Salam berbagi.

Ino, 19.03.2021. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun